LET's

Jumat, 06 November 2015

Perempuan Penanti Hujan

Oleh : Devi Pratiwi S

Aku hampir lupa kapan terakhir kita bertemu
Biasanya aku tertawa dan menangis dibawah pelukan derasmu
Agar mereka tak tahu bagaimana caraku menunjukan perasaan
Tapi berbulan-bulan aku menunggu
Kamu tak lagi datang

Aku rindu kala aku asyik berdo’a dibalik payung itu
Karna  katanya waktu mustajabnya do’a itu adalah ketika kamu datang.
Indah bukan?

Wahai hujan,
Meski sebagian orang khawatir atas hadirmu
Kala kamu mampu menenggelamkan sebuah desa

Tapi hari ini,
tanah yang ku pijak mulai kering
Sumber air tak mau lagi mengalir deras
Nyamuk berlari-lari di sekitar kelambu kamar
Pun suhu udara menyaingi matahari

Sepanjang waktu aku menunggumu datang
Ketika bulan sudah memasuki november
Aku berharap cemas saat petir mulai bergemuruh
Dan awan terlihat menggumpal kelam. 
Mungkin kamu akan datang ?

Ternyata mendung tak selamanya hujan
Langit hanya bisa menebar harapan, sedang aku
Hanya bisa menjadi perempuan penanti hujan
Dengan selalu percaya :
Atas izinNya  hujan akan kembali datang memeluku dan
menyirami kegersangan tempat ini
diwaktu yang tepat bukan?
Semoga :’)

Bandung, 
1 November 2015




 Sumber Gambar : https://kulihatkurasakudengar.wordpress.com/tag/payung/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar