LET's

Jumat, 02 Mei 2014

Cerpen : Tentang “Rasa” Kita

Sebuah cerita pendek :
 
Kita  mungkin berjarak, tapi hati kita didekatkan oleh Tuhan yang sama,
Tuhan yang mengajarkan kita untuk selalu bergantung padaNya.
Menganugerahkan rasa cinta, menjagamu disana dan aku disini.

Tak layak jika aku harus menulis cerita, sementara  nyatanya takdir jauh lebih indah.
Jua tak sepantasnya ku tulis puisi, sementara genderang rindu yang selalu kamu tabuhkan dalam do’a jauh lebih baik. Telepas aku berdosa bersalah atapun tidak,  izikan saja aku sedikit  berbagi rasa tetang kita.


Aku hanya ingin mengabarkan
Sebenarnya hujan tak benar-benar sempat membasahi bumi
Ia tergantikan oleh tetesan air mata menjelang senja menanti
Distasiun itu melewati bibirku yang terkadang selalu terkunci
Untuk sekedar beradu rasa denganmu.

Rasa yang selama ini selalu kita balut rapih
rasa yang sedari kemarin ada beberapa hal yang mencoba untuk merebutnya
Tapi dalam do’aku yang terbayang hanya kamu
Ku coba merawatnya dengan baik walau ku tahu kemarin kamu sempat lalai menjaganya.
Aku tetap bertahan dalam diam.
Perasaan yang tertahan dalam diam itu mulai  mengendap bersama turunnya air mata rindu yang dilakukan hanya bisa menunggu.
Setiap hal yang tidak bisa aku sampaikan selalu kuadukan dalam setiap rentetan sepertiga malam dimana aku bisa dapat bercengkrama lebih dekat dengan Tuhan.
Seraya menyambung do’a,jika kamu memang yang terbaik untuku,agamaku,keluargaku dan kehidupanku maka harapku kamu adalah orang yang memang ditakdirkan untuku Tuhan akan menunjukan jalan untuk mempertemukan kita.

Tapi lagi-lagi skenarioNya begitu indah.
Hari itu kamu tepat didepan mata,menepati janji setelah bertahun-tahun kita sama-samaa menghilang tenggelam dengan rutinitas hidup.
Kamu berada tepat didepan mata bukan lagi bayangan yang senantiasa ada.
Disana banyak yang kita bicarakan tentang sebuah kejelasan, harapan dan masa depan.
Disini dikota ini aku lahir dan dibesarkan banyak yang kuceritakan tentang masa kecil, sahabat juga keluarga yang pada saat itu kucoba perkenalkan kamu kepada mereka.
Hanya beberapa hari saja waktu berlalu tapi cerita setiap alurnya selalu menyimpan makna yang mendalam ketika hujan turun begitu derasnya kita masih tetap melaju dengan berjuta harapan.Kesederhanaan dalam kendaraan beroda dua. Yang biasa aku tumpangi setidaknya menemaniku disaat kamu tidak disini. Bahagia memanglah sederhana.

Kembali berbicara tentang rasa dan masa depan kita
Tak ada sedikit niatpun untuk "menunda", Jika memang sudah saatnya kita akan "menyegerakan"
hari ini kita masih mempunyai tanggungan untuk sama-sama selalu membuat orangtua bangga dalam karir.
Salah satu bakti kita terhadap mereka dengan memberikan yang terbaik dalam hidup ini sebelum memsaki fase hidup yang baru.
Untuk itu kuharap tak ada alasan untuk kita bermalas-malasan menyelesaikan studi menggapai cita-cita yang terbaik dimata Allah, keluarga dan lingkungan sekitar kita. Seraya sama-sama memperbaiki diri menyiapkan bekal di dunia dan di akhirat. Menggapai RidhoNya.

Dan aku sama sekali tidak bisa berjanji untuk menjadi yang terbaik untuk selalu ada didekatmu saat ini, aku hanya tak mau berjanji atas hal diluar kuasaku. Tapi aku senantiasa berdo’a harapku takan ada habisnya karena aku selalu percaya, ketetapan ALLAH yang telah digariskan ditelapak tangan kita dapat diperjuangkan melalui usaha dan do’a. Kuharap entah aku atau pun kamu bisa saling menjaga hati menjaga diri.

Setidaknya apapun yang Tuhan tetapkan tentang kita.
Sedari dulu walau jarak terbentang begitu luas
Walau Waktu bergulir begitu lambat.
Aku kan berusaha tetap menunggumu
Dikursi beranda rumahku
Diwaktu burung-burung pergi berkelana
Pun saat mereka kembali ke sarangnya
Aku sedang mencoba setia menantimu
Dengan perasaan yang sama dan kesederhanaan yang ada

Walau takdir tak perah memberi kabar tentang kepastian waktu
Setidaknya ada harapan masa depan yang sudah kita pautkan kepadaNya
Tentang hari saat engkau yang membawaku ke desamu
Mengenalkanku kepada wanita yang paling kau cintai : IBU
Bersama saling menemani dan menjaga disisa dekade usia kita.





Bandung [ 27 April- 1 Mei 2014 ]
Yang selalu bersabar dan  bersyukur.
Semoga Allah ampuni tentang “Rasa” kita ini.