LET's

Minggu, 04 September 2016

Apa kabar hatimu ?

Sudah lama tidak menulis
beberapa aksara begitu berserakan di kepala
tidak tahu harus dari mana memulai merapihkannya
hal-hal lain lebih mengalihkan perhatian.
Pada setiap ruang pikiran pasti ada hal yang sedikitnya menyita perhatian
semakin ingin dilupakan semakin menggerogoti.
jalan terbaik diikhlaskan dengan berbagai proses dan rentan waktu yang tidak bisa ditentukan.

Kali ini mari kita sedikit berbicara tentang hati
yang jika kamu tunjukan adanya di dalam dada
namun hilir mudik diam di kepala.

Raga yang sudah saling bertemu belum tentu dapat menggetarkan reaksi pada hatimu sedekat/sejauh apapun jarak. Seberapa lama pun kamu telah menunggu atau kamu pun bisa saja jatuh hati pada pandangan pertama.
Hati yang kita sebut dengan perasaan suatu naluri yang telah Allah ciptakan hanya untuk manusia.
Ia tercipta begitu istimewa, hanya lewat kehendakNya lah ia akan merasakan berjuta perasaan.
Manusia tidak diberi kemampuan untuk membaca isi hati, seandainya pun bisa mungkin belum tentu bisa untuk saling memahami.
Tidak terbayang jika hati manusia tidak menjadi rahasia lagi. Rasanya tidak seru, tidak akan ada lagi kisah seseorang yang misterius, perasaan yang sedang menunggu malu, rindu yang tidak tersampaikan atau yang sedang saling mendo'akan diam-diam. Itulah sebabnya Allah menciptakan sesuatu dengan batasan tertentu.

Kita tidak akan pernah bisa menebak isi hati seseorang, pun kita juga tidak bisa memaksakan perasaan dua jiwa dalam satu frekuensi yang sama.
Kamu tidak bisa memaksaku untuk mencintaimu, aku pun tidak bisa memaksa dia untuk mencintaiku.
Ah memang terasa complicated, padahal semua sudah ada yang mengatur.
Tapi itulah manusia.

Mengapa begitu banyak orang yang mengatakan suka, mengubar janji, menuangkan rindu padahal bisa saja semuanya berubah. Hari ini kamu mencintainya bisa jadi esok hari kamu membencinya. Hari ini kamu tidak suka padanya bisa jadi esok dia orang yang paling kamu rindukan ?
Perasaan cinta saja tidak cukup menjadi dasar dua insan membangun kebersamaan, karena perasaan bisa hilang seiring berjalannya waktu,  pada dasarnya hati manusia berubah-ubah seiring suasana hati dan kondisi. Salut rasanya jika dua insan dapat saling setia sebegitu lamanya, saling menjaga komitmennya,  kepada seseorang yang diam-diam masih mengagumi cinta pertamanya, atau kepada seseorang yang selalu menjaga hatinya untuk kekasih halalnya. Semua itu bukan perkara mudah Sebab tidak semua orang mampu berkomitmen. Sesuatu yang dapat mengikat seseorang agar tetap pada niat baiknya.

Seseorang yang belum menikah  katanya hatinya akan lebih mudah terserang virus  terhadap lawan jenis,
Mungkin akibat lalainya kita mengingat sang pencipta yang telah mengatur segalanya.
Namun jatuh dan patah hati adalah hal yang wajar, asal tidak melalaikan kewajiban yang lainnya.
Semoga semua perasaan itu jatuh pada orang yang tepat, seseorang pilihanNya
yang memang benar-benar memperjuangkanmu atau kamu perjuangkan. Menjalin komitmen yang kuat menuju hubungan yang hakiki kedua belah pihak haruslah saling memperjuangan. Jika salah satu saja itu namanya cinta bertepuk sebelah tangan. Itulah sebabnya pikiran dan hatimu tidak tenang, terlalu banyak memikirkan hal-hal yang belum tentu menjadi takdirmu.


Tanpa disadari hati bisa keras bisa sakit jika kau tak menjaganya dengan baik.
Hmm dan bagaimana jika dia yang memenuhi ruang hatimu itu bukan Tuhanmu ? 
Kamu lebih memikirkan makhluk ciptaanNya ? Maka mintalah pada Allah yang maha segalanya agar hatimu selalu ada dalam keadaan yang benar.
Datanglah majelis-majelis ilmu agar ada teman baik yang mengingatkan keadaan rukhiyah mu. Ada guru yang dapat membimbingmu dalam kebaikan.
Karena aku selalu percaya hati itu ibarat tanaman yang perlu siraman.

Do'a dibawah ini dikutip dari pesan sahabat  ketika aku meminta nasihat dalam menenangkan hati, yang mungkin sering khilaf juga lalai karena urusan dunia atau perasaan terhadap seseorang yang tidak sebagai mana mestinya.
Do'a yang dimintakan agar kita tetap tegar dan istiqomah diatas agama yang benar.


يامقلب القلوب ثبت قلبي على دينك
'Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Qalbi ‘Ala Diinik'

Artinya: “Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama-Mu.”
[HR.Tirmidzi 3522, Ahmad 4/302, al-Hakim 1/525, Lihat Shohih Sunan Tirmidzi III no.2792]

يا مقــلـب لقــلــوب ثبــت قــلبـــي عــلى طـا عــتـك
'Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Qalbi ‘Ala Ta'atik'

Artinya: “Wahai Dzat yg membolak-balikan hati teguhkanlah hatiku diatas ketaatan kepadamu”
[HR. Muslim (no. 2654)]

اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ
'Allaahumma Musharrifal Quluub, Sharrif Quluubanaa ‘Alaa Tho'atika'

Artinya: “Ya Allah yang mengarahkan hati, arahkanlah hati-hati kami untuk taat kepadamu.” (HR. Muslim)


رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
'Rabbabaa Laa Tuzigh Quluubanaa Ba’da Idz Hadaitanaa wa Hab Lana Mil-Ladunka Rahmatan Innaka Antal-Wahhaab'

Artinya: “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).”
(QS. Ali Imran: 7)


Dari berbagai macam kisah hidup, aku juga kian sadar
Bahwa hidup bukan hanya melulu masalah hati, masalah cinta, masalah kekasih
Hidupku bukanlah drama percintaan yang tak berujung, orang yang menyita pikiran dan perasaan belum tentu memikirkan hal yang sama. Jadi sambil  menanti dengan penuh keikhlasan, banyak hal yang dapat kita jalani tentang cita-cita yang harus kita raih, membahagiakan orang yang kamu sayangi juga menebar manfaat dimanapun kamu pijaki. Memperbanyak belajar, istiqomah dalam memperbaiki diri. In syaa Allah hati dan perasaan ini akan sampai pada tujuannya.

Bandung, 4 September 2016
Devi Pratiwi S

#NasihatUntukDiriSendiri
#Selfreminder
#Semangat