LET's

Senin, 13 Februari 2017

Dalam Ketidakteraturan Pikiran


Selepas subuh menjelang pagi,
Kala masih harus merapikan berkas-berkas yang memenuhi memori.
Menimbang, tetap menyimpan atau membuang.

Selain tulisan-tulisan yang tidak pernah berani terekspose ada juga berbagai macam potret yang masih tertata rapi.
Ia bercerita bahwa hidup mengajarkan berbagai macam rasa dan asa.
Membuat berpikir begitu banyak yang terlewati, tanpa terasa berlalu.

Begitu banyak yang datang, bertahan, lalu pergi dengan berbagai macam alibi.
Namun, keindahan yang Engkau tawarkan,
Manis kehidupan yang Engkau sajikan,
dan segala perlengkapan yang Engkau ciptakan,tidak lain hanya ujian.
Dan kebanyakan dari kami lengah dan khilaf untuk bersabar dan bersyukur. Kebanyakan sadar setelah tersungkur.
Hidup dan dunianya yang fana. mengajariku bagaimana tipisnya jarak antara surga dan neraka, serta tipisnya jarak cinta dan nafsu .Tipisnya bak 1 rambut dibelah 7.

Jangan dibaca ini terlalu berat, keadaan melankolis memaksa manusia sepertiku untuk berpikir yang mungkin tidak pernah mereka pikirkan.Itulah sebab Aku terlalu kaku.

DPS
Kampung Peradaban
Jawa Timur.
05/08/2012.


[Lebih dari Kali Kedua]

Bersyukur terlahir menjadi manusia, diberi anugerah berupa akal menggiringku memilih mana yang baik dan mana yang salah. 
Diberi karunia berupa hati nurani sehingga bisa merasakan cinta, kasih, rindu, kebahagiaan, rasa sakit juga kecewa. 
Hidup hanya tentang bagaimana kita berikhtiar, segala yang layak kamu perjuangkan akan didapat, yang kamu lepaskan ia kan pergi. 
Tentu dengan izinNya. Karena kita sama2 tau Tuhan sedang tidak bermain dadu.
Segala yang baik bersyukurlah karena semua hanya berlangsung sementara, segala yang buruk bersabarlah karena semua tidak akan berlangsung selamanya. 

Lebih dari kali kedua
Allah selalu menerimamu, membuka pintu maaf,memberi pintu rahmat selama kamu menjalani segala petunjukNya. Ia selalu lebih dekat dari urat nadimu.
Orang bilang lima kunci kebahagiaan hidup
"bebaskan hatimu dari kebencian
Bebaskan pikiranmu dari kekhawatiran

Hiduplah sederhana

Memberilah lebih banyak

dan berharaplah lebih sedikit"

Hidup juga tentang bagaimana kita menjalani sisa usia, memanfaatkan sebaik mungkin agar kelak punya banyak bekal setelah pulang.


Lebih dari kali kedua
Allah selalu menerimamu


Jumat, 02 Desember 2016

Catatan Sejarah : Aksi Damai 212

Umat muslim di Indonesia adalah benteng terakhir NKRI “ -Jendral TNI Gatot Nurmantyo -


Pada hari ini acap kali kubuka mata sekira kala menjelang subuh. Aku ingat hari ini adalah tanggal 2 desember , waktu dimana beberapa warga negara di negeri ku akan melakukan aksi jilid 3.  Indonesia sedang dilanda berbagai ancaman itu yang ku perhatikan kala menonton pernyataan panglima TNI memaparkan beberapa potensi ancaman yang melanda negeri kita ini, membuka mata bahwa hidup terlalu sia-sia untuk berleha-leha. Ketika ancaman dari berbagai pihak itu datang bukan hanya aparat saja yang bertanggung jawab membela negara namun seluruh elemen masyarakat. Sebagai mayoritas pemeluk agama terbesar  umat muslim di Indonesia adalah benteng terakhir NKRI.
Disini aku tidak akan membahas kembali ancaman apa saja itu, dan aku tidak akan membahas kesalahan bapak Basuki Tjahya Purnama, namun satu yang harus kita ingat bahwa menjadi pemimpin kerja keras, kerja cerdas saja tidak cukup namun harus ada keteladanan dalam bersikap. Penistaan yang dilakukan pada agamaku memang menyakitkan. apapun niat dan maksud dari perkataan beliau mengenai Almaidah : 51 aku juga tidak murni menyalahkan  karena aku tau iman kami berbeda. Itulah sebabnya Alloh melarangku untuk memilih pemimpin bukan dari golongan kami. Ketika diskusi banyak yang menyarankan bahwa aku terlalu fanatik, mereka bilang Indonesia tidak akan maju bila memiliki pemikiran seperti itu. Aku tau setiap warga negara memiliki hak untuk mengajukan diri sebagai pemimpin daerah apalagi Indonesia menganut sistem Demokrasi, namun pilihan tidak bisa dipaksakan apalagi mengenai akidah. Mungkin bisa saja Allah membuat daerah tersebut menjadi makmur sejahtera oleh pemimpin non muslim yang bersangkutan, namun sanggupkah kami menanggung pertanggung jawaban kami di akhirat atas pilihan kami di dunia?  (semoga kamu yang membaca bisa menjawabnya) .
Berbicara tentang toleransi :
Tidak ada yang salah tentang takdir Allah menciptakan dunia ini dengan keberagaman golongan, baik perbedaan suku, agama, bangsa apapun itu. Karena itu merupakan qodarullah yang tidak bisa dihindari. Yang menjadi poin penting adalah bagaimana sikap kita menyikapi perbedaan tersebut. Toleransi sepanjang pengetahuanku adalah saling menghargai perbedaan, salah satunya dalam perbedaan agama. Kita hidup saling bertoleransi dalam artian kita cukup menghargai dan membiarkan umat lain dapat beribadah sesuai ajaran agama yang dianutnya. Tanpa harus ikut campur di dalamnya. Ambilah salah satu contoh si A dan si B berkawan, salah satu dari mereka ingin pergi ke toilet mereka memiliki perbedaan mengenai keiinginan untuk ke toilet. Si A cukup mengizinkan si B pergi ke toilet tanpa harus ikut masuk ke dalamnya. (Semoga dapat dimengerti).
Perfektif mengenai aksi damai 212 :
Aksi bela islam jilid 3 disebut sebagai aksi damai 212 merupakan aksi lanjutan dari aksi 112 yang menuntut bapak ahok untuk dipenjara. Aksi yang menurut saya akan menjadi catatan sejarah sebagai aksi dengan massa terbanyak. Beberapa golongan menilai aksi ini terlalu berlebihan bahakn menuduh ada makar politik dan rush money. Tidak kah kita berpikir efek domino yang akan terjadi jika kasus ini dibiarkan ? maka akan ada banyak orang melakukan hal yang sama seperti bapak ahok ini. Hukum tidak bisa menjerat mereka karena sudah ada kasus yang sama namun tidak terjerat. saya selalu berharap bahwa aksi ini bisa menjadikan banyak hikmah, bahwa di tengah perbedaan kebhinekaan Indonesia jangan ada lagi penistaan pelecehan terhadap agama manapun.  Ini persoalan oknum umat beragama yang harus diadili hanya saja sangat disayangkan masalah itu muncul dari tokoh besar sehingga menjadi masalah besar. Namun sering kali kasus semacam ini malah menjadi peluang perpecahan, terlebih di media sosial menjadi ajang saling mneyerang kelompok tertentu, berbagai macam berita hoax menyebar. Bagaimana kita bisa menciptakan suatu kehidupan yang damai, jika diantara kita masih sering menyebarkan berita yang menimbulkan kebencian . Ah kawan tidak usahlah menghabiskan untuk debat kusir tentang perbedaan, cukup saling menghargai apa yang diyakini.
Ungkapan untuk aksi 212 :
Masyaa Allah
Tidak ada kekuatan manusia yang dapat mengumpulkan manusia sebanyak ini selain Alloh SWT. Semoga setiap niat lurus untuk pembelaan akidah dan perbaikan negeri Allah catat setiap langkahnya menjadi pahala yang memberatkan timbangan amal kebaikan. Terharu dan berbanggalah menjadi mukmin: semoga kebaikan, keadilan, keberkahan selalu menyertai negeri Indonesia ini. Berdampingan bertoleransi dengan berbagai perbedaan agama dan kemajemukan suku/budaya. Itulah kebhinekaan.
Kabar dari media GNPF-MUI teman-teman  dari non muslim pun ikut aksi dalam aksi 212 ini. Membuktikan bahwa dalam aksi ini mereka hanya menuntu keadilan dan memberikan  pelajaran bahwa jangan ada lagi pelecehan dan penistaan terhadap agama manapun. Agar kita tetap damai dan bersaudara.
Catatan sejarah , 02 Desember 2016
Devi Pratiwi Sudrajat






Minggu, 27 November 2016

Prouductive with Writing



“ Tulisan bisa di edit namun hidup tidak. Maka, berhati-hatilah dalam menentukan pilihan”
 Kang Choki

Alangkah bahagia hari ini, karena kali pertama saya dipertemukan dan bertanya langsung dengan salah satu penulis yang sangat menginspirasi saya. Mas kurniawan Gunadi.
Terimakasih kepada Teh Rika tepatnya sepekan yang lalu teman saya yang biasa saya panggil “Gadis pengejar kereta” ini mengajak saya ke acara Talkshow mengenai dunia tulis menulis. Awalnya saya agak ragu mengingat pekan ini begitu banyak deadline kuliah dan pekerjaan yang seakan mencekik waktu luang saya. Namun ketika saya melihat poster terpangpang naman Mas Gun saya tidak berpikir lama lagi.

Alhamdulillah Qodarullah saya dipertemukan dengan beliau. Tidak begitu lama hanya kurang lebih dari empat jam saya mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh komunitas Jomblo Prouductive dengan tema “Prouductive with Writing”. Namun, hikmah yang dapat saya ambil banyak sekali. Salah satunya dari kang Choky “ Tulisan bisa di edit namun hidup tidak. Maka, berhati-hatilah dalam menentukan pilihan” sedikit namun nyelekit itu mungkin gambaran closing acara tadi. Kita bisa mengedit tulisan karya kita sendiri kapan saja, bahan setelah dicetak pada edisi selanjutnya kita bisa merubahnya. Namun tidak dengan hidup kita, karena hidup akan terus berjalan tanpa adanya mesin waktu yang mampu membawa kita memperbaiki kesalahan hidup di masalalu, kita hanya bisa menjalaninya. Yang dapat diperbuat adalah membuka dan menuliskan pada chapter yang baru bahwa ada  hal-hal yang tidak boleh kita ulangi dan berhati-hati dalam melangkah membuat suatu pilihan hidup apapun itu.

Selain itu alhamdulillah saya juga mendapatkan kesempatan untuk bertanya langsung kepada mas gun, yang saya tanyakan terkait karya-karya beliau yang selalu menginspirasi pembacanya. “Tulisan yang baik adalah tulisan yang mampu membuat pembacanya mengingat sang maha pencipta. Dan itu saya dapatkan salah satunya dari karya-karya mas gun.”  Setelah itu saya meminta saran dan masukan dengan tulisan yang berkualitas kepada beliau. Beliau hanya menjawab: pada dasarnya beliau menulis berdasarkan pengalaman diri dan pengalaman orang lain. Pengalaman apapun bisa dijadikan hikmah, beliau selalu mengingatkan bahwa menulislah dengan ikhlas jangan pedulikan orang akan suka atau tidak, terinspirasi atau tidak. Urusan tulisan itu akan menggerakan hati pembaca itu hanya masalah chapter kesamaan rasa pada tulisan yang dibuat pada saat itu. GREAT ! lugas dan saya mengerti bahwa menulis dengan ikhlas itu tidaklah mudah kadang ada rasa ujub diri agar tulisan kita dibaca dan menginspirasi orang lain, kali ini memang saya harus banyak belajar tentang keikhlasan niat menulis.  Hikmah lain yang tidak kalah menginspirasi adalah alur perjalanan hidup beliau untuk bisa membuka lapangan pekerjaan untuk oranglain. Memang benar mas, sebaik-baiknya pekerjaan itu jadi pengusaha dengan karya kita sendiri. Tanpa harus terikat aturan selain itu  kita bisa menentukan kapan kita bisa libur. Untuk itu Rosulullah Sawlallahu alaihi wassalam bersabda sembilan dari sepuluh pintu rejeki adalah dengan berdagang (menjadi pengusaha).

Well, mungkin cukup sekian beberapa hikmah sekaligus curhat mengenai hari yang menginspirasi ini. Saya sangat mengapresiasi acara Prouductive Talk Writing yang diselenggarakan oleh Jomblo Prouductive ini. Banyak hal yang bisa kita lakukan pada usia muda di antaranya terus belajar dan produktif berkarya apapun dalam kebaikan . (Anyway itu tulisan ‘Proudictive’ nya bukan typo loh tapi katanya punya filosofi tersendiri bahwa kita harus ‘proud’ pada segala kemampuan diri dan rubah kemampuan tersebut agar selalu produktif.
Thank you Alloh for today. Wish I can practice all of the knowledge to be better writer.  Aamiin
Bandung, 27 Nopember 2016

 
Sekedar kenangan dengan Mas Gun  

Minggu, 09 Oktober 2016

Karena Ikan Tidak Bisa Dipaksakan Untuk Memanjat

Berikut ini saya tidak akan banyak menulis mengenai pandangan saya tentang tuntutan orang tua, sistem pendidikan terhadap siswa. Dua cerita inpiratif ini  benar-benar menggungah hati saya pada sistem pendidikan.



Cerita Inspiratif untuk orang tua/calon orang tua/ guru.
*_Surat seorang Kepsek di Singapura ke ortu murid/siswa_*

Kepada Para Orangtua,

Ujian anak Anda akan dimulai sebentar lagi. Saya tahu Anda cemas dan berharap anak Anda berhasil dalam ujiannya.
Tapi, mohon diingat, di tengah-tengah para pelajar yang akan menjalani ujian itu, ada calon seniman, yang tidak perlu mengerti Matematika. Namun ia sangat berbakat pada seni.
Ada calon pengusaha, yang tidak butuh pelajaran Sejarah atau Sastra. Namun ia sangat kreatif. 
Ada calon musisi, yang nilai Kimia-nya mungkin tak akan berarti.
Ada calon olahragawan, yang lebih mementingkan fisik daripada Fisika di sekolah.

Ada calon photografer yang lebih berkarakter dengan sudut pandang art berbeda yang tentunya ilmunya bukan dari sekolah ini.
Sekiranya anak Anda lulus menjadi yang teratas, itu sangat hebat! Tapi bila tidak, mohon jangan rampas rasa percaya diri dan harga diri mereka.
Katakan saja: "tidak apa-apa kamu bisa jauh lebih baik nanti, itu hanya sekedar ujian, pembelajaran yang harus dilewati hari ini." Anak-anak itu diciptakan untuk sesuatu yang lebih besar lagi dalam hidup ini.
Katakan pada mereka, tidak penting berapapun nilai ujian mereka, Anda mencintai mereka dan tak akan menghakimi mereka.
Lakukanlah ini, dan di saat itu, lihatlah anak Anda menaklukkan dunia. Sebuah ujian atau nilai rendah takkan mencabut impian dan bakat mereka.

Dan mohon, berhentilah berpikir bahwa hanya dokter dan insinyur yang bahagia di dunia ini.
Hormat Saya,


Kepala Sekolah

----------------------------------------------------------
*surat ini dapat menyadarkan kita tentang sudut pandang terhadap anak, bimbinglah dan arahkan mereka agar melalui setiap prosesnya dengan baik. Tidak perlu banyak menuntut.

Karena Allah selalu menitipkan kekurangan beserta kelebihan dalam diri setiap manusia. Ia memiliki minat dan bakat untuk memilih masa depan.


Bandung, 1 Oktober 2016
Captured by : @susilawatichi
Dalam Workshop Pengenalan Perguruan Tinggi pada Siswa LBB Tridaya






Minggu, 04 September 2016

Apa kabar hatimu ?

Sudah lama tidak menulis
beberapa aksara begitu berserakan di kepala
tidak tahu harus dari mana memulai merapihkannya
hal-hal lain lebih mengalihkan perhatian.
Pada setiap ruang pikiran pasti ada hal yang sedikitnya menyita perhatian
semakin ingin dilupakan semakin menggerogoti.
jalan terbaik diikhlaskan dengan berbagai proses dan rentan waktu yang tidak bisa ditentukan.

Kali ini mari kita sedikit berbicara tentang hati
yang jika kamu tunjukan adanya di dalam dada
namun hilir mudik diam di kepala.

Raga yang sudah saling bertemu belum tentu dapat menggetarkan reaksi pada hatimu sedekat/sejauh apapun jarak. Seberapa lama pun kamu telah menunggu atau kamu pun bisa saja jatuh hati pada pandangan pertama.
Hati yang kita sebut dengan perasaan suatu naluri yang telah Allah ciptakan hanya untuk manusia.
Ia tercipta begitu istimewa, hanya lewat kehendakNya lah ia akan merasakan berjuta perasaan.
Manusia tidak diberi kemampuan untuk membaca isi hati, seandainya pun bisa mungkin belum tentu bisa untuk saling memahami.
Tidak terbayang jika hati manusia tidak menjadi rahasia lagi. Rasanya tidak seru, tidak akan ada lagi kisah seseorang yang misterius, perasaan yang sedang menunggu malu, rindu yang tidak tersampaikan atau yang sedang saling mendo'akan diam-diam. Itulah sebabnya Allah menciptakan sesuatu dengan batasan tertentu.

Kita tidak akan pernah bisa menebak isi hati seseorang, pun kita juga tidak bisa memaksakan perasaan dua jiwa dalam satu frekuensi yang sama.
Kamu tidak bisa memaksaku untuk mencintaimu, aku pun tidak bisa memaksa dia untuk mencintaiku.
Ah memang terasa complicated, padahal semua sudah ada yang mengatur.
Tapi itulah manusia.

Mengapa begitu banyak orang yang mengatakan suka, mengubar janji, menuangkan rindu padahal bisa saja semuanya berubah. Hari ini kamu mencintainya bisa jadi esok hari kamu membencinya. Hari ini kamu tidak suka padanya bisa jadi esok dia orang yang paling kamu rindukan ?
Perasaan cinta saja tidak cukup menjadi dasar dua insan membangun kebersamaan, karena perasaan bisa hilang seiring berjalannya waktu,  pada dasarnya hati manusia berubah-ubah seiring suasana hati dan kondisi. Salut rasanya jika dua insan dapat saling setia sebegitu lamanya, saling menjaga komitmennya,  kepada seseorang yang diam-diam masih mengagumi cinta pertamanya, atau kepada seseorang yang selalu menjaga hatinya untuk kekasih halalnya. Semua itu bukan perkara mudah Sebab tidak semua orang mampu berkomitmen. Sesuatu yang dapat mengikat seseorang agar tetap pada niat baiknya.

Seseorang yang belum menikah  katanya hatinya akan lebih mudah terserang virus  terhadap lawan jenis,
Mungkin akibat lalainya kita mengingat sang pencipta yang telah mengatur segalanya.
Namun jatuh dan patah hati adalah hal yang wajar, asal tidak melalaikan kewajiban yang lainnya.
Semoga semua perasaan itu jatuh pada orang yang tepat, seseorang pilihanNya
yang memang benar-benar memperjuangkanmu atau kamu perjuangkan. Menjalin komitmen yang kuat menuju hubungan yang hakiki kedua belah pihak haruslah saling memperjuangan. Jika salah satu saja itu namanya cinta bertepuk sebelah tangan. Itulah sebabnya pikiran dan hatimu tidak tenang, terlalu banyak memikirkan hal-hal yang belum tentu menjadi takdirmu.


Tanpa disadari hati bisa keras bisa sakit jika kau tak menjaganya dengan baik.
Hmm dan bagaimana jika dia yang memenuhi ruang hatimu itu bukan Tuhanmu ? 
Kamu lebih memikirkan makhluk ciptaanNya ? Maka mintalah pada Allah yang maha segalanya agar hatimu selalu ada dalam keadaan yang benar.
Datanglah majelis-majelis ilmu agar ada teman baik yang mengingatkan keadaan rukhiyah mu. Ada guru yang dapat membimbingmu dalam kebaikan.
Karena aku selalu percaya hati itu ibarat tanaman yang perlu siraman.

Do'a dibawah ini dikutip dari pesan sahabat  ketika aku meminta nasihat dalam menenangkan hati, yang mungkin sering khilaf juga lalai karena urusan dunia atau perasaan terhadap seseorang yang tidak sebagai mana mestinya.
Do'a yang dimintakan agar kita tetap tegar dan istiqomah diatas agama yang benar.


يامقلب القلوب ثبت قلبي على دينك
'Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Qalbi ‘Ala Diinik'

Artinya: “Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama-Mu.”
[HR.Tirmidzi 3522, Ahmad 4/302, al-Hakim 1/525, Lihat Shohih Sunan Tirmidzi III no.2792]

يا مقــلـب لقــلــوب ثبــت قــلبـــي عــلى طـا عــتـك
'Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Qalbi ‘Ala Ta'atik'

Artinya: “Wahai Dzat yg membolak-balikan hati teguhkanlah hatiku diatas ketaatan kepadamu”
[HR. Muslim (no. 2654)]

اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ
'Allaahumma Musharrifal Quluub, Sharrif Quluubanaa ‘Alaa Tho'atika'

Artinya: “Ya Allah yang mengarahkan hati, arahkanlah hati-hati kami untuk taat kepadamu.” (HR. Muslim)


رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
'Rabbabaa Laa Tuzigh Quluubanaa Ba’da Idz Hadaitanaa wa Hab Lana Mil-Ladunka Rahmatan Innaka Antal-Wahhaab'

Artinya: “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).”
(QS. Ali Imran: 7)


Dari berbagai macam kisah hidup, aku juga kian sadar
Bahwa hidup bukan hanya melulu masalah hati, masalah cinta, masalah kekasih
Hidupku bukanlah drama percintaan yang tak berujung, orang yang menyita pikiran dan perasaan belum tentu memikirkan hal yang sama. Jadi sambil  menanti dengan penuh keikhlasan, banyak hal yang dapat kita jalani tentang cita-cita yang harus kita raih, membahagiakan orang yang kamu sayangi juga menebar manfaat dimanapun kamu pijaki. Memperbanyak belajar, istiqomah dalam memperbaiki diri. In syaa Allah hati dan perasaan ini akan sampai pada tujuannya.

Bandung, 4 September 2016
Devi Pratiwi S

#NasihatUntukDiriSendiri
#Selfreminder
#Semangat

Sabtu, 23 Juli 2016

Suka Karya Dee

Dari begitu banyak karya Dewi Lestari (Dee) kadang saya gagal faham karena diksi tingkat tinggi. Namun ada dua karya pilihannya dalam novel Rectoverso yang dijadikan syair lagu. Dan entah kenapa saya sangat sangat sangat menyukainya.
Liriknya simple namun dalam. 

Malaikat Juga Tahu 
Lirik :  Dewi lestari
Dinyanyikan oleh : Dewi lestari dan Gleen Fredly

Lelahmu...jadi lelahku juga
Bahagiamu...bahagiaku pasti
Berbagi takdir kita selalu
Kecuali tiap kau jatuh hati


Kali ini hampir habis dayaku
Membuktikan padamu ada cinta yang nyata
Setia hadir setiap hari
Tak tega biarkan kau sendiri
Meski seringkali kau malah asyik sendiri

Karena kau tak lihat
Terkadang malaikat tak bersayap
Tak cemerlang, tak rupawan
Namun kasih ini, silakan kau adu
Malaikat juga tahu
Siapa yang jadi juaranya

Hampamu tak kan hilang semalam
Oleh pacar impian, tetapi kesempatan
Untukku yang mungkin tak sempurna
Tapi siap untuk diuji
Ku percaya diri, cintakulah yang sejati

Namun tak kau lihat
Terkadang malaikat tak bersayap, 
Tak cemerlang, tak rupawan
Namun kasih ini, silakan kau adu
Malaikat juga tahu

Siapa yang jadi juaranya
Kau selalu meminta terus kutemani
Dan kau selalu bercanda andai wajahku diganti
Melarangku pergi karena tak sanggup sendiri
Namun tak kau lihat
Terkadang malaikat tak bersayap,
Tak cemerlang, tak rupawan
Namun kasih ini, silakan kau adu
Malaikat juga tahu 
Aku kan jadi juaranya


:)

FIRASAT
Lirik : Dewi Lestari
dinyanyikan oleh : Marcell dan Raisha

Kemarin, ku lihat awan membentuk wajahmu
Desau angin meniupkan namamu
Tubuhku terpaku
Semalam bulan sabit melengkungkan senyummu
Tabur bintang serupa kilau auramu
Aku pun sadari ku segera berlari


Cepat pulang, cepat kembali, jangan pergi lagi
Firasatku ingin kau tuk cepat pulang
Cepat kembali jangan pergi lagi


Akhirnya bagai sungai yang mendamba samudera
Ku tahu pasti kemana kan ku bermuara
Semoga ada waktu  sayangku


Ku percaya alam pun berbahasa
Ada makna di balik semua pertanda
Firasat ini rasa rindukah ataukah tanda bahaya
Aku tak peduli ku terus berlari


Cepat pulang , cepat kembali, jangan pergi lagi
Firasatku ingin kau tuk cepat pulang
Cepat kembali jangan pergi lagi


Dan lihatlah sayang
Hujan turun membasahi seolah ku ber air mata
(cepat pulang, cepat kembali, jangan pergi lagi
(firasatku) ingin kau tuk cepat pulang
(cepat kembali, jangan pergi lagi) ku hanya ingin kau kembali
(firasatku ingin kau tuk cepat pulang) pulang
(cepat kembali, jangan pergi lagi)
Aku pun sadari kau takkan kembali lagi


:(




Selasa, 28 Juni 2016

Kebaikan dari masa lalu untuk masa depan

Tulisan ini saya awali dengan cerpen karya mas gun  yang saya kutip dari bukunya “ Lautan Langit “

Karya : Kurniawan Gunadi

“Ada dua jenis orang baik di dunia ini yang aku temukan sepanjang melakukan perjalanan,” ujarku pada temanku suatu sore.

“Bagaimana kamu bisa mengklasifikasikannya menjadi dua?” tanya temanku heran.

“Dengan menemukan mereka dan mengetahui potongan hidupnya”, jawabku.
Temanku mengernyitkan dahinya. 

“Orang baik jenis pertama adalah orang-orang yang sedari kecil terjaga, memiliki lingkungan tumbuh yang baik, memiliki orang tua yang baik, teman yang baik, hingga mereka hampir tidak pernah bersinggungan dengan hal-hal buruk dengan kadar serius. Hanya kenakalan kecil yang masih wajar”

“Yang kedua?” tanyanya.

“Orang baik yang kedua adalah orang-orang yang dulunya bukan orang baik, tapi berubah menjadi orang baik. Orang jenis ini lebih banyak daripada jenis pertama. Mereka adalah orang-orang yang berhasil keluar dari kelam hidup sebelumnya,” tambahku.

“Aku mengerti, cerita orang pertama itu sebagaimana Rasululloh SAW. Ia terjaga bahkan sejak lahirnya. Orang kedua adalah seperti sahabat-sahabat nabi, mereka adalah orang-orang dengan masa lalu yang kelam, tapi berhasil keluar dari semua itu dan menjadi orang yang luar biasa baik,”

“Iya dan saat ini orang jenis kedua ini biasanya lebih bijaksana dalam menghadapi hidup karena mereka tahu dan pernah menjadi orang jahat”, aku melengkapi.

“Apakah kita termasuk orang baik jenis kedua?” tanyanya.

“Aku harap kita demikian. Aku menemukan di luar sana banyak orang ingin menjadi baik, tapi tidak tahu caranya. Ada yang ingin menjadi baik, tapi orang lain sibuk mencacinya dan menganggapnya cari muka. Mereka ingin mengubah dirinya, tapi lingkungan justru tidak mendukungnya. Mereka ingin mengubur masa lalunya yang kelam, tapi orang lain senang sekali menggalinya.”

Kami berdua tenggelam dalam pikiran masing-masing.
“Apakah kiranya ada orang yang bisa menerima kita dengan masa lalu sekelam ini?” tiba-tiba kawanku ini bertanya resah.

“Maksudmu?” aku ingin memperjelas pertanyaannya.

“Orang yang bisa menerima orang seperti kita menjadi pasangan hidupnya? Bahkan aku takut untuk memikirkan itu karena aku merasa tidak cukup pantas untuk itu”, tatapnya kosong.

Aku ikut menatap langit-langit dengan kosong.

“Entahlah, bila ia bisa menerima. Mungkin ia bukan manusia, mungkin malaikat”, jawabku.
Kami tenggelam dalam keresahan kami masing-masing.

Cerita Hikmah :
Devi Pratiwi S, 22 Ramadhan 1437 H
Pada sabtu malam sebulan yang lalu di pertengahan bulan shaban, saat itu saya sedang mengikuti kajian di sebuah mesjid yang biasa mengadakan kajian keputrian sabtu malam menuju ahad pagi sambil mabit, sebelum acara dimulai seperti biasanya ada tasmi’ al Qur’an biasanya, ada yang mengulang hafalan, lalu ada yang menyimak/mengikuti. Ketika akan hendak posisi untuk duduk, saya memperhatikan wanita yang sedang mengulang hapalannya tersebut suaranya sangat indah ia membawakan surat Al-Mujadallah. Wanita manis berlesung pipit,  berkulit sawo matang. Rasa-rasanya saya mengenalnya, saya beralih posisi duduk ke bagian tengah sekitar shaf ke tiga. Ya benar dia adalah kawan lama saya, hampir beberapa tahun kami tidak bertemu. Selepas ia mengalami “tragedi” dan pergi meninggalkan rumahnya. Kedua orangtuanya pun sepertinya sudah tidak tinggal di Bandung lagi.  Saya sulit menghubungi dia. Tidak pernah menyangka bahwa Allah akan mempertemukan kami di majelis ilmu ini. Dia jauh sangat berubah.

          Entah apa yang terjadi selama ini dalam perjalanan hidupnya. Setau saya dulu ia memiliki masa-masa yang sulit, putus sekolah, pergaulan bebas terlebih semenjak kedua orang tuanya bercerai. Kami mengobrol cukup lama setelah kajian selesai  sekitar pukul 21.00 . Saya tidak terlalu menyinggung bagaimana kehidupan dia di masalalu saya lebih suka bagaimana dengan keadaan dia sekarang. Saat ini ia sedang menjalani masa perkuliahannya di salah satu universitas di Bandung selepas ujian kesetaraan SMA. Yang lebih membuat saya tercengang, dia kini sudah menikah. Ia menikah dengan seorang pengusaha alat shalat di beberapa pusat perbelanjaan kota bandung walau usia suaminya terpaut  lebih muda ia mampu menerima segala masalalu teman saya ini. Bagaimana Allah membuat skenario yang berbagai macam alur cerita kepada setiap makhluk yang diciptakan? Betapa Allah selalu membukakan pintu rahmat kepada setiap orang yang mau bertaubat. Betapa ada manusia-manusia yang baik hatinya yang mau menerima dan merubahnya ke arah yang jauh lebih baik.


Bercermin dari kisah hidup kawan lama tadi betapa dulu sempat berpikir untuk tidak bergaul dengannya lagi, betapa dulu sempat saya bersuudzon tentang masa depannya. Disitulah saya semakin sadar boleh jadi orang yang berbuat buruk saat ini dimasa depan ia akan jauh lebih baik daripada diri kita saat ini.

Sebagai umat muslim kita pernah mendengar kisah beberapa sahabat Rosulullah SAW. Betapa bengisnya Umar ibn Khatab kepada Rasul dan umat islam namun pada akhirnya justru ia menjadi khalifah yang mati-matian membela agama Allah. Baik-buruk kehidupan kita di masalalu Allah yang berhak menilai dan memutuskan untuk mengampuni kita. Karena berkali-kali dalam Al-qur’an disebutkan bahwa Allah maha pengampun maha penyayang terhadap dosa hambanya yang bertaubat kecuali dosa syirik.

Bisa jadi kita memiliki masa lalu yang kelam. Yang mungkin saja kebanyakan orang tidak mengetahui masa-masa itu,sebagaimana kita tidak ingin orang lain menilai kita dengan melihat masa lalu tersebut. Kita terlihat baik dan sempurna itu karena Allah yang selalu menutup aib-aib kita. Kewajiban kita pula untuk menutupi aib tersebut baik aib diri sendiri maupun orang lain, bukan malah menggalinya mencari kesalahan-kesalahannya.

Bagaimana ia berjuang untuk menjadi lebih baik demi masa depannya, kita mungkin tidak pernah tau apa yang sebenarnya terjadi dalam sulitnya proses berhijrah meninggalkan sesuatu yang salah itu mungkin tidaklah mudah, apalagi melupakan masa-masa kelamnya, berusaha bangkit untuk menjadi insan lebih baik bukan untuk citra di depan manusia tapi mengharap ridha dari Allah SWT.

Rasulullah bersabda, "Amalan-amalan itu tergantung akhirnya". (HR.Bukhari Muslim & Al-Baqarah132 dan lihat QS. An-Nisa 18)

Siapa yang tidak ingin memiliki kehidupan akhir yang baik “Husnul khatimah”waktu akhir kehidupan kita tidak ada yang mengetahui untuk itu semoga kita selalu menjadi insan yang memperbaiki diri saat ini dari kemaksiatan di masalalu demi masa depan yang lebih baik.

Saya bertanya padanya :  Bagaimana proses terberat dalam hijrahnya?

Ia menjawab : Allah,keluarga,suami juga orang lain mungkin bisa memaafkan dan menerima. Tapi yang terberat adalah memaafkan diri sendiri, kenyataannya jauh lebih sulit dari memaafkan kesalahan orang lain. Karena orang lain bisa saja pergi menjauh, sementara kesalahan diri tetap ada di dalam diri kita setiap hari ditemui.

Bersyukurlah kepada orang-orang yang terjaga dirinya dari berbagai kemaksiatan sedari kecil, terdidik dengan ilmu agama dan mampu mengamalkannya dalam kehidupan, tapi bersyukur itu juga berlaku kepada orang-orang yang Allah beri kesempatan untuk membenahi dan memperbaiki diri atas kesalahan yang pernah ia lakukan di masa lalu sebelum ajal menjemput keduanya in syaa Allah termasuk orang yang baik. Untuk itu semoga kita bukan termasuk orang yang sering menjudge seseorang, karena bisa jadi orang yang lebih buruk dari kira hari ini di masa depan ia akan menjadi pribadi yang jauh lebih baik. Tugas kita hanyalah saling menasehati dan mengajak dalam kebaikan.

hidayah itu bisa kapan saja datang kepada diri, namun mari tanyakan pada hati seberapa siapkah kita menjemput hidayah tersebut. Tanpa paksaan, tanpa bantahan. Ini semacam cambukan terhadap diri saya sendiri yang terkadang masih lalai, masih jauh dari keshalihan, masih seing riya bahkan mungkin takabur. Padahal mungkin malaikat maut bisa kapan saja datang menjemput tanpa bertanya kesiapan kita kembali padaNya tanpa peduli sudah berapa banyak bekal kita untuk dibawa pada kehidupan setelahnya.  Semoga Allah selalu memberi kesempatan dalam bertaubat mengistiqomahkan dalam kebaikan. Aamiin

Wallahu’alam bishawab

"Kamu jauh lebih berharga dari apa yang kamu pikirkan. Masa lalu tinggalkan di belakang, dan mulai fokus pada masa depan. Setiap manusia itu pendosa. Bukan berarti tidak memiliki masa depan yang mulia." – Anonim-