LET's

Kamis, 18 September 2014

Wisuda 2014 Buah Dari Perjuangan


Sepenggal episode hidup :

“ Skripsi ini ku persembahkan untuk Allah, keluarga, sahabat, para guru dan untuk yang ku cintai lagi mencintaiku “

Tentu saja disini aku tidak akan menulis skripsi,  kalimat di atas hanya sebuah kutipan ucapan syukurku di lembar tugas akhir strata-1 . Alhamdulillah segala syukur ku panjatkan kepada Allah SWT Tuhan semesta Alam karena atas izinNya aku berhasil menyelesaikan studi Sarjana Pendidikan tepat waktu. Allah menjawab do’a-do’ku serta do’a-do’a orang yang selalu senantiasa mendukungku menemani perjuangan ini. Wisuda adalah jawaban atas do’a dan buah dari perjuangan studi, setidaknya ini salah satu caraku untuk membahagiakan kedua orang tua karena aku tahu jasa dan perjuangan mereka untuk mendidik dan menyekolahkanku itu bukanlah perkara mudah. Sungguh tidak ada kebahagiaan yang lebih indah selain kita bisa membuat orangtua tersenyum dengan sebuah usaha kita. Terimakasih ayah dan ibu semoga Allah selalu menyanyangi kalian membalas kasih sayang kalian dengan banyak kebaikan.

Kemarin dalam acara pelepasan wisuda prodi pendidikan kimia aku berkesempatan untuk menjadi perwakilan wisudawan/wati untuk menyampaikan pidato kelulusan di depan para dosen, orang tua, adik tingkat dan kawan-kawan seperjuangan.Tak banyak yang dapat kusampaikan selain rasa syukur yang teramat dalam menyampaikan penggalan kalimat bahwa “Wisuda bukanlah akhir dari perjuangan, tapi merupakan fase awal memasuki dunia yang baru  dunia dimana kita dihadapkan dengan dunia yang sebenarnya sebagai awal dari pendewasan (profesi)”.
Berasa kemarin aku menangis belum lulus SNMPTN ke Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) seandainya kau tahu mataku sembab seminggu kala itu berat badan turun drastis*terdengar berlebihan memang* karena aku rasa aku sudah berjuang semaksimal mungkin  tapi takdir berkata lain. Sering kali dalam hidup kita tak pandai fahami takdir  tapi sungguh ketika dijalani Allah memiliki rencana yang sangat indah. Sedari kecil aku memang bercita-cita menjadi guru, ketika itu aku harus mengambil “Planning hidup kedua” percis kurang lebih empat tahun yang lalu aku menginjakan kaki di Universitas ini setelah dinyatakan lulus ujian tulis dengan serangkaian tahapan dari mulai test pengetahuan umum sampai keagamaan.  Dan Allah menakdirkan aku menjadi mahasiswi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri  Sunan Gunung Djati Bandung kupikir nama perguruan tinggi ini panjang sekali. UIN universitas yang punya label “ISLAM” katanya. Jelas karena Perguruan Tinggi Negeri ini berada dalam naungan Departemen Agama. Awal-awal kuliah rasanya ingin mutasi saja melihat kebanyakan teman-temanku notabene berlatar belakang pesantren atau aliyah.
Tapi setelah bersabar menjalaninya,  disini di tempat inilah aku menemukan jati diri. sungguh rencana Allah sangatlah indah. Disini aku mulai mengenal jilbab syar’i dan mencoba mengistiqomahkan diri “Mendahulukan yang wajib dan mengutamakan yang sunnah”,disini aku belajar tidak hanya ilmu pendidikan dan sains kimia tapi aku belajar MKDU ( Mata Kuliah Dasar Umum) nya pun bahasa arab, ulumul hadits, ulumul qur’an, Ilmu fiqh, ilmu kalam/tauhid,Ilmu Tasawuf, Sejarah peradaban Islam dsb yang begitu aku menikmatinya karena kebetulan latar belakang pendidikanku itu SD, SMP, SMA Umum dan yang paling berharga adalah tuntutan S1 UIN harus hapal juz 30 “Ya terkadang suatu tuntutan atau keterpaksaan membuat kita membuat kebiasaan yang baik”. Dengan semua itu harapannya bahwa sarjana UIN punya nilai plus dikemudian hari tidak minder membandingan dengan Universitas lain, agak sedikit berat memang membawa nama Islam dalam ijazah ku, namun kuharap itu semua tidak hanya simbol tapi semoga dapat di implementasikan dalam kehidupan karena itulah yang terpenting.
Menjadi mahasiswa S1 aku sungguh terinspirasi dari perkataan mbak Oki Setiana Dewi “Aku tak mau menjadi mahasiswa Kupu-Kupu (kuliah pulang-kuliah pulang) Kaya ilmu miskin pengalaman, juga  tak mau menjadi mahasiswa kura-kura (kuliah rapat-kuliah rapat) kewajiban utama terbengkalai”. Ya aku ingin hidupku berkah untuk sesama dan seimbang untuk itu disini aku mengenal Organisasi HAMKA Himpunan yang pernah kuceritakan dulu yang membuatku lebih berkembang. Juga mengenal LDK ( Lembaga Dakwah Kampus ) yang bernama LDM ( Lembaga Dakwah Mahasiswa ) jujur saja organisasi ini membawa perubahan begitu besar dalam hidupku. Tentang sebuah prinsip hidup memperkenalkanku pada tarbiyah, tentang ukhuwah kita ukh. Sipat, Ukh. Yanti, Ukh. Uyun, Ukh. Ajeng,Ukhti  Sri,Ukh. Cici, Ukh. Nida , Ukh Weni,Ukh Tia, Ukh Trisna, Ukh. Teti, Ukh Fitri  LDM 2010 “Ukhibuki Fillah” yang selalu menguatkanku dalam keistiqomahan dalam lingkaran membina dan dibina itu, jika harus ku bercerita disini rasanya terlalu banyak yang sudah kulewati juga berjuang bersama rekan-rekan FSLDK Baraya membuat aku memiliki banyak saudara dari berbagai kampus. HAMKA dan LDK kedua organisasi itu yang membuatku banyak belajar tentang idealisme layaknya mahasiswa agent of change, agent of control  tentang tri dharma perguruan tinggi, tentang dinamika politik kampus yang mungkin belum tentu ku temukan ketika kelak ku jalani pendidikan di S2 ataupun S3 kelak .
Selama mengemban pendidikan di UIN tentu aku tidak sendiri. Aku dipertemukan dengan teman-teman seperjuangan;  Pendidikan Kimia 2010 terutama kelas A  suka duka delapan semester kita bersama, rekan-rekan PPL SMAN 26 Bandung, Kelompok KKM 288  dusun Cibungur Sumedang. Tidak hentinya ku bersyukur telah dipertemukan dengan sosok-sosok yang luar biasa seperti mereka.
Aku juga menemukan sahabat , sahabat yang senantiasa menamani perjuangan kala suka duka tentang kita tentang kebersamaan yang begitu indah. Mereka mampu menerimaku apa adanya. Esa Nur’anisa (doso) sosok saudara kembarku dengan banyak persamaan diantara kita, bisa dibilang we’re soulmate “Dimana ada esa, pasti ada devi”berjuang bersama, Hilda Nur’anida (Dodot), Dini Andriyanti (Nde), Dian Nurjanah (Ceudi ), Ade Winayah (kodew), Fitriyani Muthi (Marmut), Anisa Illahi (Cabel), Lia Nurliana (Buli), dan Feny Hadiyanti (Fenol) dan aku Devi Pratiwi  ( KOPI mereka memanggilku ) yang kita sebut  nama persahabatan ini dengan“CANTIQ” :D .Bersama mereka kutemukan ketulusan. Di Aljabar “Bescamp kita” tempat berbagi, belajar bersama. Ku pikir empat tahun kebersamaan kita lebih dari sekedar indah mengenal mereka adalah suatu kebahagiaan. Yang mungkin hari esok kita akan melewati fase yang baru. Ku harap rasa kekeluargaan dan silahturahim  harus tetap terjaga sampai nanti kita menikah, mempunyai anak hingga sampai tua pun memori ini akan selalu ada  yang mungkin akan menjadi kenangan dan bahan canda tawa tentang kekonyolan kita kala itu . J

Kala aku terpuruk dulu, ibu pernah berkata “ Dimanapun mutiara berada ia akan terlihat kilaunya sekalipun didalam lumpur”. Di UIN Fakultas MIPA perlu banyak perjuangan untuk mendapat IP lebih dari tiga. Aku sangat bersyukur hingga pada kelulusan aku mendapat predikat Cumlaude dengan IPK 3,59. Sungguh perjuangan yang tidak mudah.

Selain menjadi mahasiswa aku pun terpilih menjadi Ass-Lab ( Asistent Laboratorium ) banyak pengalaman yang dapat aku ambil selama 4 semester 2 semester di Kimia dasar dan 2 semester di kimia organik, karena tidak semua orang dapat kesempatan itu,beasiswa DIPA , selain itu aku juga menjadi bagian dari anggota ACE ( Association Chemistry Education ) sebuah komunitas pendidikan kimia yang menggali potensi ilmiah angkatan pertama, bersama ibu dosen bu Euis kami membentuk komunitas ini berharap dapat menghasilkan generasi pendidikan kimia yang unggul dan berprestasi membawa nama baik Pendidikan Kimia UIN Bandung.

Semua pencapaianku tentu tidak terlepas dari bimbingan dosen-dosen yang begitu sabar membimbing kami. Bu Dra. Cucu Zenab S, M.Pd bu Kaprodi yang selalu dekat dan bersahabat sudah seperti ibu kami di pendidikan kimia , Bu. Dr. Ida Farida, M,Pd ,Bu Dr. Hj. Yunita,M.Pd, Bu. Dr.Hj. Siti Suyaningsih, M.Pd , Bu Dra. Neneng Windayani, M.Pd, Bu. Risa Rahmawati, M.P.Kim, Bu Euis Nursa’adah, M.Pd , Bu Dra.  Ratih Pitasari, M.Pd, Bu Imelda Helsy, M.Pd, Bu .Sari, M.Pd , Pak  Dr. Ara Hidayat, M.Pd, ,Pak Dadang Muhamad, M,Si mereka adalah sosok yang luar biasa. Menginspirasi kelak akupun ingin seperti mereka. Aamiin ^_^

Terimakasih kuhaturkan sebanyak-banyak kepada bu Dr. Ida Farida,M.Pd sosok menginspirasi dengan banyak karya ilmiahnya yang senantiasa dengan sabar membimbing skripsiku, yang pada saat itu aku sering galau karna nekat pengambil penelitian “Kualitatif” ^_^ , bersama Bu Dra.Ratih Pitasari ,M.Pd  pembimbing kedua skripsiku ibu dosen dan guru teladan dimataku.  Bu Euis Nursya’adah,M.Pd adalah dosen favorite ku dosen  muda serba bisa yang gaul juga terbuka bersama ibu wawasan ku meluas. Teruslah menjadi sosok yang menginspirasi bu dosen pembaharu untuk civitas akadamik UIN yang lebih baik.
 Dan terimakasih ku ucapkan kepada dosen pembimbing akademiku dari semester awal hingga akhir bu Dr. Hj. Yunita, M.Pd beliau sosok yang menginspirasi  trainer nasional kimia, penulis buku, dalam keadaan yang sedang sakit beliau setia mengajari dan membimbing kami bu Yunita juga sering mengirimkan SMS “devi sudah sampai mana skripsinya? Semangat ya” ditengah kesibukannya ibu selalu mengingatku, ah bu tak tau kami harus membalas apa semoga kebaikan ibu senantiasa Allah balas dengan berjuta kebaikan. Semoga ibu selalu diberi kesehatan. Ibu Neneng Windayani, M.Pd sosok dosen akhwat yang gaul yang selalu menginspirasi ketika mengajar yang selalu mengaitkan ilmu kimia dengan kekuasaan Allah SWT. Mungkin ilmu dan kebaikan mereka tak bisa aku balas tapi aku senantiasa berdoa agar Allah memberi banyak kebaikan untuk para dosenku tercinta.
Terimakasih bunga, coklat dan hadiah-hadiahnya yang sudah menyempatkan hadir ke UIN  jauh-jauh Agmer, Dita, Amel, Raika, Anez, teman2 kosan, Adik2 tingkat LDM, HAMKA. Semoga sukses selalu.
Itulah sepenggal episode hidup ini, sebuah kebahagiaan yang tak bisa aku jelaskan. memasuki fase yang baru dalam hidupku, bukan tentang toga dikepala, selembar ijazah, gelar dibelakang nama tapi bagaimana setelah ini aku harus memulai penggalan episode yang baru dengan harapan semua ilmu yang kudapat bisa menjadi berkah untuk orang-orang disekitarku, menjadi jalan pengabdian untuk bangsa dan agama lewat profesiku. Perjuanganku tentu tidaklah sampai disini, ini bukan akhir kawan, tapi ini awal perjuangan baru yang tentu masih banyak impian dan harapan yang ingin ku capai entah akan menjadi guru, kepala sekolah, dosen atau menjadi ibu rumah tangga sekalipun bahwa memang benar wanita harus memiliki pendidikan yang tinggi karena ia madrasah pertama dari sebuah generasi, teladan bagi keluaga (anak-anaknya) kelak nanti. J

See You On the Top SUCCSESS !!!!
“Terus belajar dan perbaiki diri untuk Dunia Bahagia Akhirat Syurga” ^_^

14 September 2014
Devi Pratiwi Sudrajat, S.Pd.