LET's

Sabtu, 21 Mei 2016

Ketika Tuhan Menciptakan Makhluk Melankolis

Entahlah mengapa Tuhan menciptakan makhluk melankolis? katanya ciri-ciri dari sifat melankolis itu pemikir, sensitif, teratur, suka menulis dan romantis ( sifat yang terakhir boleh lah diabaikan) karena sangat merasa diri jauh dari itu. Selain itu saya juga sedikit agak plegmatis. Apa bedanya? disini saya tidak akan mendefinisikan sifat-sifat tersebut karena bukan psikolog dan ahlinya, untuk itu kalau penasaran boleh sedikit buka mbah google atau KBBI.  

Mungkin saja Tuhan menciptakan saya dari banyak makhluk yang seperti itu Plegmatis & Melankolis. Disaat segala aktivitas yang membuat jenuh selalu dan selalu saya ingin menulis segala yang terjadi dipersinggahan dunia yang fana ini.Saya tidak pernah tahu untuk siapa tulisan-tulisan ini sosok abstrak yang selalu menjadi bait diantara deretan do'a. 

Menulis menyukai sastra adalah keproduktifan yang dapat saya lakukan penetralisir segala pemikiran yang selalu saya geluti setiap hari dalam akademik, dalam karir  "SAINS (KIMIA)" yang dinetralisir dalam "SASTRA". Ya dengannya saya hidup dengannya diri merasa lebih bermakna dengannya diri merasa bahagia.

Beberapa minggu ini aktivitas cukup padat mengajar persiapan UN SMA,UAS, SBMPTN juga tugas perkuliahan yang tidak mereda menjelang UAS semester genap. Selain tuntutan  untuk menulis karya ilmiah dalam bentuk proposal untuk Tesis, saya malah sering melahirkan tulisan-tulisan puisi, cerpen, prosa, atau sekedar pengalaman hidup amatiran  yang entahlah semoga keduanya bisa bersinergi untuk kemajuan, perbaikan dan tidak melalaikan.

Sedari kecil saya memiliki kebiasaan menulis diary yang kadang orang bilang itu hanya membuang waktu tapi sungguh itu sangat menyenangkan. 
Menulis saya anggap sebagai kebutuhan, karena dengan menulis saya bisa berbagi apa yang tidak dapat saya beri, tidak dapat saya ungkapkan, semoga setiap postingan dapat dijadikan hikmah, nilai atau sedikit inspirasi. Pun saya memiliki batasan tentang apa saja yang harus atau tidak saya ceritakan atau saya imajinasikan.

Inspirasi bisa datang dari siapa saja, kapan saja. Tidak harus dari seorang sosok, tidak harus dari pengalaman sendiri. Tapi pengalaman, perasaan hidup akan menentukan bagaimana rasa dan filosofi dari setiap bait yang tertulis.
Tidak banyak orang yang dapat menciptakan bait-bait indah dalam tulisannya, jika pun berhasil maka beruntunglah sesuatu/seseorang yang menjadi inspirasi bagi penulis.

Ada beberapa yang beranggapan bahwa manusia pencinta sastra, sosok yang sering menulis puisi adalah "orang-orang yang mellow,  galau, lebay dan baperan?" saya sama sekali tidak peduli tanggapan itu.  Setiap manusia memiliki hak untuk berekspresi.   Tidak peduli bagus atau jelek, suka atau tidak suka, akan ada yang mau membaca atau tidak. Melalui tulisan, lukisan, musik, olahraga dan apapun yang membuat dia merasa hidup ini lebih bermakna. Karena Allah SWT telah memberikan akal pikiran, potensi, minat dalam diri setiap manusia dengan segala perbedaanya.

Zaman sekarang memang mungkin sedang ngeHitz orang bilang baper,kepo,galau,labil dan kawan-kawannya seperti yang pernah mbah sujiwo tedjo katakan :


" Lama-lama orang males romantis, karena entar dibilang GALAU
males peduli karena takut dibilang KEPO
males mendetail karena takut dibilang REMPONG
males mengubah-ubah point of view dalam debat karena takut dibilang LABIL
lama-lama generasi mendatang males berpendapat karena takut dikira CURHAT" - Sudjewo Tejo



Tapi bagaimanapun in syaa Allah saya akan tetap menulis, do'akan juga ya supaya proposal tesis nanti diterima dilancarkan untuk menulis sebuah buku ajar bagi peserta didik SMA terutama dalam pembelajaran Kimia di Sekolah, selepas S1 dulu skripsi saya menganalisis tentang buku ajar . aamiin ^_^ #MelencengDikitMintaDoa

Menulislah walau kertas tak lagi bersama pena, tapi tintanya mampu merekam saat dimana kau ingin kembali memutarnya, menulislah walau kata tak lagi bermakna setidaknya ketika suatu saat kau tidak bisa menemukanku lagi, kau masih bisa membaca deretan tulisan sederhana ini karena menulis dan membaca mereka adalah kawan sejati saat berperang melawan sepi

- Devi Pratiwi Sudrajat, si Melankolis dan Plegmatis"


Lokasi Gambar : Dimeja belajar saat bingung bedakan mana buku mana kasur -_-"




Tidak ada komentar:

Posting Komentar