Hari ini seperti biasa sepulang
dari kampus, air hujan tidak bisa dihindari. Malas jika harus terus melawan
arusnya terlebih kondisi tubuh kurang baik, dan tugas kuliah kian menumpuk
menjelang UAS, jam mengajar juga meningkat. Rasanya tidak lucu jika tumbang bukan
pada waktunya. Kata teman-teman jika menghadapi keadaan seperti ini, harus rajin minum suplemen dan kembali rutin berolahraga
sekedar melawan musim pancaroba seperti ini.
Selalu bersyukur ada si
Ujang yang selalu mengantarkanku kesana kemari, rela hujan-hujanan kadang
ku jadikan dia sebagai perahu jika kebanjiran. Ya panggil saja Ujang. Motor
vario merahku yang selalu menemani sejak jaman S1 hingga sekarang berjuang di
jenjang lebih tinggi. J
Sedikit melirik layar
telepon genggam ada pesan line dari murid yang seharusnya terjadwalkan private sore ini “ Kaa Dev aku lesnya sabtu sore aja, seninnya UAS kimia”
ku jawab “OK” dengan mengirim stiker tanda penyemangat.
Ku putuskan untuk mampir
sebentar di suatu toko buku. Bulan ini rasanya ada beberapa buku yang ingin ku
beli tentang kimia, pendidikan, dan sastra mumpung masih terhitung tanggal muda. Aku tak pernah merasa puas jika
berbicara tentang buku, pena dan tulisan. Setidaknya merekalah teman setia
ketika batin berperang melawan sepi. Membaca dan menulis.
Hujan masih mengguyur bumi, aku
menunggu sedikit reda di salah satu cafe
mall dekat toko buku ini sekitar
jalan Merdeka, Bandung. Sembari meminum secangkir coklat panas dan menumpang wiFi gratis sedikit menyelesaikan tugas analisis jurnal kinetika untuk dipresentasikan
pekan besok.
Ya tapi beginilah perempuan,
kurang berfokus. Baru saja kuselesaikan makalah satu halaman. Sudah beralih
pikiran tentang sebuah analogi antara hujan dan do’a. Bagaimana bisa? kalian tahu
bahwa hidayah menulis itu datang tidak terkira bisa kapan saja. Saat bangun
tidur, saat kalian sedang di toilet atau sedang seperti sore ini.
Sebenarnya inti dari tulisan ini bukanlah hal-hal konyol yang ku curhatkan di atas, anggaplah itu sebuah pengantar intermezo dari seorang perempuan yang sedang mengigau, yang ingin kutulis disini adalah bagaimana keterikatan antara hujan dan do'a
Sebenarnya inti dari tulisan ini bukanlah hal-hal konyol yang ku curhatkan di atas, anggaplah itu sebuah pengantar intermezo dari seorang perempuan yang sedang mengigau, yang ingin kutulis disini adalah bagaimana keterikatan antara hujan dan do'a
Entah kenapa aku suka sekali
tentang hujan.
Ia terkadang menjengkelkan, tapi tetap dinantikan sekedar melepas kegersangan bumi. Ia juga
pergi dan datang secara tiba-tiba membuat siapapun terkadang tak bisa
menghindarinya.
Salah satu yang kusukai
disaat hujan adalah ia adalah tempat mustajabnya do’a. Bagaimana tidak aku
sering memenjamkan mata disaat hujan lebat. Sekedar untuk berdo’a meminta
setulus hati kepada sang Maha Segalanya. Memohon yang terbaik untuk diri kita
atau untuk orang lain. Mungkin begitulah salah satu caraku mendekat pada Allah bermesraan diantara do'a dan hujan.
Tapi pernah tidak terpikir oleh kita bahwa semua pencapaian yang telah kita peroleh itu selain dari hasil ikhtiar adalah berkat do'a-do'a dari orang-orang yang selalu menyanyangi kita dengan tulus?
Tapi pernah tidak terpikir oleh kita bahwa semua pencapaian yang telah kita peroleh itu selain dari hasil ikhtiar adalah berkat do'a-do'a dari orang-orang yang selalu menyanyangi kita dengan tulus?
aku mulai tersadar dan bersyukur
atas keadaanku saat ini, terlepas dari segala keterbatasan, kelebihan dan pencapaian
hidup yang aku lalui selain hasil dari ikhtiar. Semuanya tentu atas izin Allah
SWT yang telah meridhai takdir dan mengabulkan orang-orang yang senantiasa
mendo’akanku. Pernah kubaca salah satu postingan line muridku Dian Dwi kini Dian sudah kuliah yang ia cita-citakan ITB FPMIPA. Postingan dari tulisan Mas Gun :
Postingan di atas
sedikit bikin melting. Aku juga tidak tahu kenapa Mas Gun mencoret kata kamu di kutipan postingannya itu.
Tapi intinya jangan pernah kita sepelekan arti sebuah do’a ,Allah selalu mendengar do’a-do’a hambaNya. Cara mewujudkannya tentu Allah memiliki cara yang berbeda-beda ada yang cepat, ada yang di tunda atau bahkan ada yang digantikan dengan yang lebih baik. Semua kembali kepada paradigma kita tentang arti tawakal kepada ketetapanNya. Do'a itu tidak hanya permintaan tapi sebuah kepasrahan diri seorang hamba kepada Rabb-nya. di luar kuasa manusia hanya Allah yang bisa membuat segalanya terjadi yaitu dengan do'a-do'a yang kita panjatkan.
Tapi intinya jangan pernah kita sepelekan arti sebuah do’a ,Allah selalu mendengar do’a-do’a hambaNya. Cara mewujudkannya tentu Allah memiliki cara yang berbeda-beda ada yang cepat, ada yang di tunda atau bahkan ada yang digantikan dengan yang lebih baik. Semua kembali kepada paradigma kita tentang arti tawakal kepada ketetapanNya. Do'a itu tidak hanya permintaan tapi sebuah kepasrahan diri seorang hamba kepada Rabb-nya. di luar kuasa manusia hanya Allah yang bisa membuat segalanya terjadi yaitu dengan do'a-do'a yang kita panjatkan.
Ketika kamu menginginkan sesuatu, mungkin kamu pernah berkata kepada mereka " Minta do'anya ya? Do'ain yang terbaik ya!" Wallahu'alam jika memang mereka benar-benar mendo'akan kita dan Allah kabulkan.
Sehingga, jika kamu telah berhasil, sehat, sukses atau apapun yang membuat kamu
merasa puas dan bersyukur atas apa yang kamu miliki saat ini. Berterimakasihlah kepada orang-orang yang senantiasa
mendo’akanmu terlebih orang tua, keluarga, sahabat, dan orang-orang yang selalu
mendukung lagi mencintaimu. Bahkan mungkin kamu sendiripun tidak pernah tahu jika di belahan bumi mana ada orang yang senantiasa mendo'akan kebaikanmu secara tulus dengan diam-diam. Cukup hatinya dan Allah yang tahu bahwa kamu adalah salah satu nama yang sering diselipkan dalam do'a.
Semoga kita menjadi salah
satu orang yang mendo’akan orang lain pula, karena kado terbaik adalah do’a yang
diam-diam dipanjatkan dalam sujud kita.
Diantara jarak dan waktu,
terkadang do’a adalah wujud suatu kepedulianmu, rasa cintamu terhadap orang
yang mungkin berharga bagimu. Saat mungkin kamu tidak bisa bertemu dengannya atau bahkan menyapanya.
Do’a-doa yang kita titipkan setiap bulirnya mungkin tercatat oleh jutaan malaikat. Mempertemukan kita dalam kebaikan diakhirat kelak.
Do’a-doa yang kita titipkan setiap bulirnya mungkin tercatat oleh jutaan malaikat. Mempertemukan kita dalam kebaikan diakhirat kelak.
Doa adalah
senjatanya orang mukmin. Doa bahkan merupakan pangkal atau ‘otak’nya ibadah Kata hadits Rosulullah SAW.
Semoga do’a itu terus
menyirami kita seperti curahan hujan yang tak pernah alfa menyirami bumi. Aamiin
- Bandung, 10 Desember 2015 -
- Devi Pratiwi Sudrajat -
Do'a, harapan, hujan, dan penantian mungkin di ilustrasikan pada lagu efek rumah kaca, selalu ada kebahagiaan setelah hujan, Entah itu langit cerah, pelangi indah, redanya banjir setelah hujan di bulan Desember.
DESEMBER
Selalu ada yang bernyanyi dan berelegi
Dibalik awan hitam
Semoga ada yang menerangi sisi gelap ini,
Menanti..
Seperti pelangi setia menunggu hujan reda
Aku selalu suka sehabis hujan dibulan desember,
Di bulan desember
Sampai nanti ketika hujan tak lagi
Meneteskan duka meretas luka
Sampai hujan memulihkan luka
Do'a, harapan, hujan, dan penantian mungkin di ilustrasikan pada lagu efek rumah kaca, selalu ada kebahagiaan setelah hujan, Entah itu langit cerah, pelangi indah, redanya banjir setelah hujan di bulan Desember.
DESEMBER
Selalu ada yang bernyanyi dan berelegi
Dibalik awan hitam
Semoga ada yang menerangi sisi gelap ini,
Menanti..
Seperti pelangi setia menunggu hujan reda
Aku selalu suka sehabis hujan dibulan desember,
Di bulan desember
Sampai nanti ketika hujan tak lagi
Meneteskan duka meretas luka
Sampai hujan memulihkan luka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar