“ Allah tidak menolak do’a ku Dia hanya mengabulkannya di
saat yang tepat”
Sudah hampir sembilan bulan lamanya rindu menulis disini, bukan karena tidak
mau. Tapi karena waktu yang mungkin belum tepat kucurahkan segala perasaan
disini. Mungkin bisa dibilang akhir-akhir ini “So Sibuk”. Tapi sebenarnya aku
tak lupa menulis. Serpihan-serpihan perasaan, gagasan, harapan, masih kutilis
berserakan di Note Handphone atau di note book. Dimana saja asal ada yang
mendengar walau mereka tetap bungkam tidak bersuara. Tapi hari ini khusus kusempatkan mengunjungi
dan menuliskan rasa syukur tentang memasuki dunia baruku.
2015 di tahun ini Allah telah merahmatiku usia yang menginjak 23 tahun.
Muda? Tentu saja tidak muda lagi aku bukan lagi ABG. Tua juga tidak, aku lebih
senang menyebutnya dengan usia menuju matang. Usia dimana seseorang sedang
merangkak meniti kesuksesan dari nol.
Selepas September 2014 lalu aku diwisuda sebagai tanda aku telah lulus
kuliah dan resmilah menjadi sarjana pendidikan kimia. Beberapa hari setelah itu
aku mencoba melamar perkerjaan tentunya menjadi seorang pengajar/ pendidik. Aku
masukan CV dan legalisasi Surat Tanda Lulus
*saat itu ijazah belum keluar* ke beberapa Lembaga pendidikan formal
(Sekolah) dan informal (Bimbingan belajar). Tidak lama setelah itu ada beberapa
panggilan baik dari sekolah swasta maupun tempat bimbel aku jalani beberapa
tahap test TPA, microteaching dan konten. Dengan kehendak Allah SWT akhirnya
aku mulai bekerja di sebuah bimbingan belajar ternama di Kota Bandung. Banyak
sekali ilmu dan pengalaman yang aku ambil dari lembaga ini. Ilmu yang
alhamdulillah dapat aku amalkan kepada anak didiku serta mengenal rekan-rekan
kerja yang heterogen. Alhamdulillah di lembaga ini aku merasa rekan-rekan kerja
memiliki rasa empathy tinggi.
Mengajar adalah cita-citaku sejak
kecil. Entah kenapa aku senang menghadapi anak-anak yang memang notabene
memiliki karakter dan kemampuan intelegen yang berbagai macam. Terlebih
mengajar di tempat bimbel jauh berbeda dengan mengajar disekolah. Disini kita
dituntut untuk bersabar dalam menghadapi peserta didik karena mengajar di
bimbel mengedepankan pelayanan terbaik agar anak mendapat prestasi disekolah
sebaik mungkin. Anak didiku memanggilku “Kakak” tidak lagi ibu seperti kala aku
mengajar disekolah dulu. Ya memang
berbagai macam, ada yang datang dan serius belajar, ada yang datang hanya untuk
memenuhi absensi, ada juga yang inginnya curhat dan malas belajar. Disitulah
peran kita diposisikan sebagai tutor tidak hanya sebagai guru. Kedekatan dengan
anak lebih di utamakan, jika kita sudah dekat dengan anak tersebut akan merasa
nyaman dan kita menjadi tau kesulitan belajar dan masalah yang dihadapi anak
didik kita. Ya begitulah walau baru delapan bulan tapi rasanya nano-nano ^_^ .
Dalam karier tentu setiap orang
memiliki pencapaian tertentu. Di Tahun 2015 ini aku ingin sekali, diberi
kesempatan untuk melanjutkan sekolah pasca sarjana. Dengan niat yang kuat,
usaha, do’a dan keyakinan pada tanggal 2 April tepat hari ulang tahunku. Aku
mencoba mendaftarkan diri mengikuti seleksi pasca sarjana di UPI Bandung. Mengingat
kampus ini adalah kampus idamanku, sayangnya 2010 lalu aku gagal SNMPTN, tapi ditahun
ini Allah menunjukan kebesarannya, Allah tidak menolak do’a ku Dia hanya
mengabulkannya di saat yang tepat dan
di Tahun 2015 ini Allah menjawab do’a
dan harapanku. 2 Ramadhan tepatnya 19 Juni Aku dinyatakan LULUS sebagai
mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia program studi
Pendidikan Kimia. Tidak pernah berhenti rasa syukur ku panjatkan atas
kesempatan ini. Allah selalu ada untuku.
Kabar gembira ini tentu aku sampaikan
kepada kedua orang tua, sahabat-sabahat yang senantiasa mendo’akan dan
mendukungku. Untuk mereka yang selalu mencintaiku dengan tulus. Ayah bertanya “
Yakin mau lanjut S2?” aku jawab “ Yakin” dengan mantap. “ Ayah lulusan S1 dan
berharap punya anak memiliki pendidikan lebih tinggi, Ibu menjadi guru berharap
anaknya bisa jadi dosen. Lulusan S2 mungkin sekarang banyak, jangan hanya
sekedar untuk bergaya. Tapi diniatkan dengan baik mau dibawa kemana gelar kita”
Ungkap ayah.
Setiap orangtua pasti menginginkan
yang terbaik untuk anaknya. Aku tidak mau menjadikan sekolah ini sebagai beban,
ajang untuk mencari gelar saja. Tapi bagaimana di jenjang ini aku bisa belajar
dan mencari ilmu sebanyak dan sebaik mungkin agar kelak aku bisa menebar
manfaat dimanapun aku berada. Urusan nanti jadi guru , dosen, PNS atau ibu
rumah tangga. Aku selalu tawakal tentang ketetapan Allah pasti terbaik walau
pasti akupun memiliki harapan tentang masa depan. Pun kedepannya semoga Allah
kembali meridhoi usahaku dan mengizinkan untuk mendapat beasiswa agar bisa
meringankan beban ayah dan ibu.
Banyak orang mengatakan untuk apa
seorang perempuan sekolah tingg-tinggi karena pada akhirnya ia akan mengurus
rumah tangga. Memang benar kodrat seorang perempuan kelak jika telah menikah
adalah keluarga sebagai prioritas. Pendidikan tinggi untuk perempuan pada
intinya bukan untuk menyaingi laki-laki atau sebagai karyawati. Namun, bukankah
seorang manusia akan menjadi suatu generasi terlahir dari rahim seorang wanita,
dididik oleh seorang wanita, sebagian gen kecerdasan itu warisan dari wanita.
Oleh karena itu aku masih percaya jika generasi terbaik dilahirkan oleh wanita
terbaik pula.
Walau pada akhirnya setiap wanita harus meminta persetujuan dari suami
tentang profesi dan karir mereka agar tidak meninggalkan hak dan kewajibannya
ketika kelak sudah memiliki keluarga sendiri. Pun begitu pula diriku kelak. Karena
satu nasihat yang selalu ku ingat bahwa “Keberhasilan
tertinggi seorang wanita akan didapatkan ketika ia berhasil taat dan mendapat
ridha dari orangtua dan suaminya, sebuah hadits mengatakan pelayananmu terhadap
suamimu, adalah surga atau nerakamu”. Perihal ada statemen bahwa laki-laki
akan minder jika seorang perempuan memiliki pendidikan terlalu tinggi. Aku
tidak sepenuhnya percaya. Laki-laki yang mampu menjadi imam yang baik justru ia
yang berusaha menjadi yang terbaik, sama-sama memantaskan diri, tidak memandang
rendah atau terlalu tinggi orang lain. Yang mampu menerima kekurangan serta
kelebihan masing-masing agar suatu saat dapat saling melengkapi bersama-sama
menggapai ridho IllahiRabbi. In Syaa Allah.
Selamat datang dunia Profesi dan Pasca Sarjana. Semoga aku selalu dapat
memberikan yang terbaik untuk keluarga, agama dan bangsa. Selalu menjadi
manusia yang bermanfaat.
Diberi
kelancaran dan kemudahan dalam setiap prosesnya. Dan yang paling penting yang
kuharapkan semoga Allah selalu ridha dalam setiap cita-citaku. Aamiin
Devi Pratiwi
Sudrajat. J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar