Oleh :
Devi Pratiwi Sudrajat
Kata
orang perasaan itu banyak bentuknya
Ini
mulai terjadi jauh sebelum matahari terbit hari ini
Kala
pertama kali merasakan hal yang berbeda
Dalam
ruang hati yang tidak bisa terdefinisikan
Rasanya,
bagaikan jatuh hati pada benda abstrak
Tidak jelas
bentuknya tapi tetap suka
Rasanya,
bagaikan mencintai hal gaib
tidak
pernah terlihat tapi tetap percaya
Rasanya,
bagaikan mengharapkan sesuatu yang absurd
Tapi
tetap dido’akan
Rasa-rasanya
tak terhitung datang dan menghilang
Tapi
tetap termaafkan
Lalu, bagaimana
bisa ?
Kita
tumbuh bersama hingga rasa "nyaman" lebat berbunga
Bukankah
itu lebih bahaya dari sekedar rasa yang ada?
Diamku
diammu membuatnya selalu menjadi teka-teki
Ada
satu karakter darimu yang tak pernah bisa aku fahami,
Ada
satu jawaban yang sudah lama aku persiapkan
Sayangnya
tak pernah kamu tanyakan
Kita,
hanya bisa diam-diam menabuh harapan
Dalam
keheningan, pura-pura tak merasakan
Mungkin
semua tidaklah salah
Hanya
waktu yang bermasalah
Dan selalu
kupasrahkan saja kamu dalam do’a
Hingga
takdir menghampiri akhir perjalanan "kita".
sepertiga
malam terakhir,
22
November 2015
dalam ruang
imajinasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar