Kita mungkin berjarak, tapi hati kita didekatkan
oleh Tuhan yang sama,
Tuhan yang mengajarkan
kita untuk selalu bergantung padaNya.
Menganugerahkan rasa cinta,
menjagamu disana dan aku disini.
Tak layak jika aku harus menulis cerita, sementara nyatanya takdir jauh lebih indah.
Jua tak
sepantasnya ku tulis puisi, sementara genderang rindu yang selalu kamu tabuhkan
dalam do’a jauh lebih baik. Telepas aku berdosa bersalah atapun tidak, izikan saja aku sedikit berbagi rasa tetang kita.
Aku hanya ingin mengabarkan
Sebenarnya hujan tak benar-benar sempat membasahi bumi
Ia tergantikan oleh tetesan air mata menjelang senja menanti
Distasiun itu melewati bibirku yang terkadang selalu terkunci
Untuk sekedar beradu rasa denganmu.
Rasa yang selama ini selalu kita balut rapih
rasa yang sedari kemarin ada beberapa hal yang mencoba untuk merebutnya
Tapi dalam do’aku yang terbayang hanya kamu
Ku coba merawatnya dengan baik walau ku tahu kemarin kamu
sempat lalai menjaganya.
Aku tetap bertahan dalam diam.
Perasaan yang tertahan dalam diam itu mulai mengendap bersama turunnya air mata rindu
yang dilakukan hanya bisa menunggu.
Setiap hal yang tidak bisa aku sampaikan selalu kuadukan dalam
setiap rentetan sepertiga malam dimana aku bisa dapat bercengkrama lebih dekat
dengan Tuhan.
Seraya menyambung do’a,jika kamu
memang yang terbaik untuku,agamaku,keluargaku dan kehidupanku maka harapku kamu
adalah orang yang memang ditakdirkan untuku Tuhan akan menunjukan jalan untuk mempertemukan
kita.
Tapi lagi-lagi skenarioNya begitu indah.
Hari itu kamu tepat didepan mata,menepati janji setelah bertahun-tahun kita sama-samaa menghilang tenggelam dengan
rutinitas hidup.
Kamu berada tepat didepan mata bukan
lagi bayangan yang senantiasa ada.
Disana banyak yang kita bicarakan
tentang sebuah kejelasan, harapan dan masa depan.
Disini dikota ini aku lahir dan
dibesarkan banyak yang kuceritakan tentang masa kecil, sahabat juga keluarga
yang pada saat itu kucoba perkenalkan kamu kepada mereka.
Hanya beberapa hari saja waktu
berlalu tapi cerita setiap alurnya selalu menyimpan makna yang mendalam ketika
hujan turun begitu derasnya kita masih tetap melaju dengan berjuta harapan.Kesederhanaan
dalam kendaraan beroda dua. Yang biasa aku tumpangi setidaknya menemaniku
disaat kamu tidak disini. Bahagia memanglah sederhana.
Kembali berbicara tentang rasa dan masa depan kita
Tak ada sedikit niatpun untuk "menunda", Jika memang sudah saatnya kita akan "menyegerakan"
hari ini kita masih mempunyai tanggungan untuk sama-sama selalu membuat orangtua bangga dalam karir.
Salah satu bakti kita terhadap mereka dengan memberikan yang terbaik dalam hidup ini sebelum memsaki fase hidup yang baru.
Untuk itu kuharap tak ada alasan untuk kita bermalas-malasan menyelesaikan studi menggapai cita-cita yang terbaik dimata Allah, keluarga dan lingkungan sekitar kita. Seraya sama-sama memperbaiki diri menyiapkan bekal di dunia dan di akhirat. Menggapai RidhoNya.
Dan aku sama sekali tidak bisa berjanji
untuk menjadi yang terbaik untuk selalu ada didekatmu saat ini, aku hanya tak
mau berjanji atas hal diluar kuasaku. Tapi aku senantiasa berdo’a harapku takan
ada habisnya karena aku selalu percaya, ketetapan ALLAH yang telah digariskan
ditelapak tangan kita dapat diperjuangkan melalui usaha dan do’a. Kuharap entah aku atau pun kamu bisa saling menjaga hati menjaga diri.
Setidaknya apapun yang Tuhan tetapkan
tentang kita.
Sedari dulu walau jarak terbentang
begitu luas
Walau Waktu bergulir begitu lambat.
Aku kan berusaha tetap menunggumu
Dikursi beranda rumahku
Diwaktu burung-burung pergi berkelana
Pun saat mereka kembali ke sarangnya
Aku sedang mencoba setia menantimu
Dengan perasaan yang sama dan
kesederhanaan yang ada
Walau takdir tak perah memberi kabar
tentang kepastian waktu
Setidaknya ada harapan masa depan yang
sudah kita pautkan kepadaNya
Tentang hari saat engkau yang
membawaku ke desamu
Mengenalkanku kepada wanita yang
paling kau cintai : IBU
Bersama saling menemani dan menjaga
disisa dekade usia kita.
Bandung [ 27 April- 1 Mei
2014 ]
Yang selalu bersabar dan bersyukur.
Semoga Allah ampuni tentang “Rasa”
kita ini.