Sepenggal
episode hidup :
“ Skripsi ini ku persembahkan untuk Allah, keluarga, sahabat, para guru dan untuk yang ku cintai lagi mencintaiku “
Tentu saja disini aku tidak akan menulis
skripsi, kalimat di atas hanya sebuah kutipan
ucapan syukurku di lembar tugas akhir strata-1 . Alhamdulillah segala syukur ku
panjatkan kepada Allah SWT Tuhan semesta Alam karena atas izinNya aku berhasil
menyelesaikan studi Sarjana Pendidikan tepat waktu. Allah menjawab do’a-do’ku serta
do’a-do’a orang yang selalu senantiasa mendukungku menemani perjuangan ini.
Wisuda adalah jawaban atas do’a dan buah dari perjuangan studi, setidaknya ini
salah satu caraku untuk membahagiakan kedua orang tua karena aku tahu jasa dan
perjuangan mereka untuk mendidik dan menyekolahkanku itu bukanlah perkara mudah.
Sungguh tidak ada kebahagiaan yang lebih indah selain kita
bisa membuat orangtua tersenyum dengan sebuah usaha kita. Terimakasih ayah dan
ibu semoga Allah selalu menyanyangi kalian membalas kasih sayang kalian dengan banyak
kebaikan.
Kemarin dalam acara
pelepasan wisuda prodi pendidikan kimia aku berkesempatan untuk menjadi
perwakilan wisudawan/wati untuk menyampaikan pidato kelulusan di depan para
dosen, orang tua, adik tingkat dan kawan-kawan seperjuangan.Tak banyak yang
dapat kusampaikan selain rasa syukur yang teramat dalam menyampaikan penggalan
kalimat bahwa “Wisuda bukanlah akhir dari perjuangan, tapi merupakan fase awal
memasuki dunia yang baru dunia dimana
kita dihadapkan dengan dunia yang sebenarnya sebagai awal dari pendewasan
(profesi)”.
Berasa kemarin aku
menangis belum lulus SNMPTN ke Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) seandainya
kau tahu mataku sembab seminggu kala itu berat badan turun drastis*terdengar
berlebihan memang* karena aku rasa aku sudah berjuang semaksimal mungkin tapi takdir berkata lain. Sering kali dalam
hidup kita tak pandai fahami takdir tapi
sungguh ketika dijalani Allah memiliki rencana yang sangat indah. Sedari kecil
aku memang bercita-cita menjadi guru, ketika itu aku harus mengambil “Planning
hidup kedua” percis kurang lebih empat tahun yang lalu aku menginjakan kaki di
Universitas ini setelah dinyatakan lulus ujian tulis dengan serangkaian tahapan
dari mulai test pengetahuan umum sampai keagamaan. Dan Allah menakdirkan aku menjadi mahasiswi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
kupikir nama perguruan tinggi ini panjang sekali. UIN universitas yang punya
label “ISLAM” katanya. Jelas karena Perguruan Tinggi Negeri ini berada dalam
naungan Departemen Agama. Awal-awal kuliah rasanya ingin mutasi saja melihat
kebanyakan teman-temanku notabene berlatar belakang pesantren atau aliyah.
Tapi setelah bersabar
menjalaninya, disini di tempat inilah aku
menemukan jati diri. sungguh rencana Allah sangatlah indah. Disini aku mulai mengenal
jilbab syar’i dan mencoba mengistiqomahkan diri “Mendahulukan yang wajib dan mengutamakan
yang sunnah”,disini aku belajar tidak hanya ilmu pendidikan dan sains kimia
tapi aku belajar MKDU ( Mata Kuliah Dasar Umum) nya pun bahasa arab, ulumul
hadits, ulumul qur’an, Ilmu fiqh, ilmu kalam/tauhid,Ilmu Tasawuf, Sejarah
peradaban Islam dsb yang begitu aku menikmatinya karena kebetulan latar
belakang pendidikanku itu SD, SMP, SMA Umum dan yang paling berharga adalah
tuntutan S1 UIN harus hapal juz 30 “Ya terkadang suatu tuntutan atau
keterpaksaan membuat kita membuat kebiasaan yang baik”. Dengan semua itu harapannya
bahwa sarjana UIN punya nilai plus
dikemudian hari tidak minder membandingan dengan Universitas lain, agak sedikit
berat memang membawa nama Islam dalam ijazah ku, namun kuharap itu semua tidak
hanya simbol tapi semoga dapat di implementasikan dalam kehidupan karena itulah
yang terpenting.
Menjadi mahasiswa S1
aku sungguh terinspirasi dari perkataan mbak Oki Setiana Dewi “Aku tak mau menjadi mahasiswa Kupu-Kupu
(kuliah pulang-kuliah pulang) Kaya ilmu miskin pengalaman, juga tak mau menjadi mahasiswa kura-kura (kuliah
rapat-kuliah rapat) kewajiban utama terbengkalai”. Ya aku ingin hidupku
berkah untuk sesama dan seimbang untuk itu disini aku mengenal Organisasi HAMKA
Himpunan yang pernah kuceritakan dulu yang membuatku lebih berkembang. Juga
mengenal LDK ( Lembaga Dakwah Kampus ) yang bernama LDM ( Lembaga Dakwah
Mahasiswa ) jujur saja organisasi ini membawa perubahan begitu besar dalam
hidupku. Tentang sebuah prinsip hidup memperkenalkanku pada tarbiyah, tentang
ukhuwah kita ukh. Sipat, Ukh. Yanti, Ukh. Uyun, Ukh. Ajeng,Ukhti Sri,Ukh. Cici, Ukh. Nida , Ukh Weni,Ukh Tia,
Ukh Trisna, Ukh. Teti, Ukh Fitri LDM
2010 “Ukhibuki Fillah” yang selalu
menguatkanku dalam keistiqomahan dalam lingkaran membina dan dibina itu, jika
harus ku bercerita disini rasanya terlalu banyak yang sudah kulewati juga
berjuang bersama rekan-rekan FSLDK Baraya membuat aku memiliki banyak saudara
dari berbagai kampus. HAMKA dan LDK kedua organisasi itu yang membuatku banyak
belajar tentang idealisme layaknya mahasiswa agent of change, agent of control
tentang tri dharma perguruan tinggi, tentang dinamika politik kampus yang
mungkin belum tentu ku temukan ketika kelak ku jalani pendidikan di S2 ataupun
S3 kelak .
Selama mengemban
pendidikan di UIN tentu aku tidak sendiri. Aku dipertemukan dengan teman-teman
seperjuangan; Pendidikan Kimia 2010
terutama kelas A suka duka delapan
semester kita bersama, rekan-rekan PPL SMAN 26 Bandung, Kelompok KKM 288 dusun Cibungur Sumedang. Tidak hentinya ku
bersyukur telah dipertemukan dengan sosok-sosok yang luar biasa seperti mereka.
Aku juga menemukan
sahabat , sahabat yang senantiasa menamani perjuangan kala suka duka tentang
kita tentang kebersamaan yang begitu indah. Mereka mampu menerimaku apa adanya.
Esa Nur’anisa (doso) sosok saudara kembarku dengan banyak persamaan diantara kita,
bisa dibilang we’re soulmate “Dimana ada
esa, pasti ada devi”berjuang bersama, Hilda Nur’anida (Dodot), Dini
Andriyanti (Nde), Dian Nurjanah (Ceudi ), Ade Winayah (kodew), Fitriyani Muthi
(Marmut), Anisa Illahi (Cabel), Lia Nurliana (Buli), dan Feny Hadiyanti (Fenol)
dan aku Devi Pratiwi ( KOPI mereka
memanggilku ) yang kita sebut nama
persahabatan ini dengan“CANTIQ” :D .Bersama mereka kutemukan ketulusan. Di
Aljabar “Bescamp kita” tempat berbagi, belajar bersama. Ku pikir empat tahun
kebersamaan kita lebih dari sekedar indah mengenal mereka adalah suatu
kebahagiaan. Yang mungkin hari esok kita akan melewati fase yang baru. Ku harap
rasa kekeluargaan dan silahturahim harus
tetap terjaga sampai nanti kita menikah, mempunyai anak hingga sampai tua pun memori
ini akan selalu ada yang mungkin akan
menjadi kenangan dan bahan canda tawa tentang kekonyolan kita kala itu . J
Kala aku terpuruk
dulu, ibu pernah berkata “ Dimanapun
mutiara berada ia akan terlihat kilaunya sekalipun didalam lumpur”. Di UIN
Fakultas MIPA perlu banyak perjuangan untuk mendapat IP lebih dari tiga. Aku
sangat bersyukur hingga pada kelulusan aku mendapat predikat Cumlaude dengan IPK 3,59. Sungguh
perjuangan yang tidak mudah.
Selain menjadi
mahasiswa aku pun terpilih menjadi Ass-Lab
( Asistent Laboratorium ) banyak pengalaman yang dapat aku ambil selama 4
semester 2 semester di Kimia dasar dan 2 semester di kimia organik, karena
tidak semua orang dapat kesempatan itu,beasiswa DIPA , selain itu aku juga
menjadi bagian dari anggota ACE ( Association Chemistry Education ) sebuah
komunitas pendidikan kimia yang menggali potensi ilmiah angkatan pertama,
bersama ibu dosen bu Euis kami membentuk komunitas ini berharap dapat
menghasilkan generasi pendidikan kimia yang unggul dan berprestasi membawa nama
baik Pendidikan Kimia UIN Bandung.
Semua pencapaianku
tentu tidak terlepas dari bimbingan dosen-dosen yang begitu sabar membimbing
kami. Bu Dra. Cucu Zenab S, M.Pd bu Kaprodi yang selalu dekat dan bersahabat
sudah seperti ibu kami di pendidikan kimia , Bu. Dr. Ida Farida, M,Pd ,Bu Dr.
Hj. Yunita,M.Pd, Bu. Dr.Hj. Siti Suyaningsih, M.Pd , Bu Dra. Neneng Windayani,
M.Pd, Bu. Risa Rahmawati, M.P.Kim, Bu Euis Nursa’adah, M.Pd , Bu Dra. Ratih Pitasari, M.Pd, Bu Imelda Helsy, M.Pd,
Bu .Sari, M.Pd , Pak Dr. Ara Hidayat,
M.Pd, ,Pak Dadang Muhamad, M,Si mereka adalah sosok yang luar biasa.
Menginspirasi kelak akupun ingin seperti mereka. Aamiin ^_^
Terimakasih
kuhaturkan sebanyak-banyak kepada bu Dr. Ida Farida,M.Pd sosok menginspirasi
dengan banyak karya ilmiahnya yang senantiasa dengan sabar membimbing
skripsiku, yang pada saat itu aku sering galau karna nekat pengambil penelitian
“Kualitatif” ^_^ , bersama Bu Dra.Ratih Pitasari ,M.Pd pembimbing kedua skripsiku ibu dosen dan guru
teladan dimataku. Bu Euis Nursya’adah,M.Pd
adalah dosen favorite ku dosen muda serba
bisa yang gaul juga terbuka bersama ibu wawasan ku meluas. Teruslah menjadi
sosok yang menginspirasi bu dosen pembaharu untuk civitas akadamik UIN yang
lebih baik.
Dan terimakasih ku ucapkan kepada dosen
pembimbing akademiku dari semester awal hingga akhir bu Dr. Hj. Yunita, M.Pd beliau
sosok yang menginspirasi trainer
nasional kimia, penulis buku, dalam keadaan yang sedang sakit beliau setia
mengajari dan membimbing kami bu Yunita juga sering mengirimkan SMS “devi sudah
sampai mana skripsinya? Semangat ya” ditengah kesibukannya ibu selalu
mengingatku, ah bu tak tau kami harus membalas apa semoga kebaikan ibu
senantiasa Allah balas dengan berjuta kebaikan. Semoga ibu selalu diberi
kesehatan. Ibu Neneng Windayani, M.Pd sosok dosen akhwat yang gaul yang selalu
menginspirasi ketika mengajar yang selalu mengaitkan ilmu kimia dengan
kekuasaan Allah SWT. Mungkin ilmu dan kebaikan mereka tak bisa aku balas tapi
aku senantiasa berdoa agar Allah memberi banyak kebaikan untuk para dosenku
tercinta.
Terimakasih bunga, coklat dan hadiah-hadiahnya yang sudah menyempatkan hadir ke UIN jauh-jauh Agmer, Dita, Amel, Raika, Anez, teman2 kosan, Adik2 tingkat LDM, HAMKA. Semoga sukses selalu.
Itulah sepenggal
episode hidup ini, sebuah kebahagiaan yang tak bisa aku jelaskan. memasuki fase
yang baru dalam hidupku, bukan tentang toga dikepala, selembar ijazah, gelar
dibelakang nama tapi bagaimana setelah ini aku harus memulai penggalan episode
yang baru dengan harapan semua ilmu yang kudapat bisa menjadi berkah untuk orang-orang
disekitarku, menjadi jalan pengabdian untuk bangsa dan agama lewat profesiku.
Perjuanganku tentu tidaklah sampai disini, ini bukan akhir kawan, tapi ini awal
perjuangan baru yang tentu masih banyak impian dan harapan yang ingin ku capai
entah akan menjadi guru, kepala sekolah, dosen atau menjadi ibu rumah tangga
sekalipun bahwa memang benar wanita harus memiliki pendidikan yang tinggi
karena ia madrasah pertama dari sebuah generasi, teladan bagi keluaga (anak-anaknya)
kelak nanti. J
See You On the Top
SUCCSESS !!!!
“Terus belajar dan
perbaiki diri untuk Dunia Bahagia Akhirat Syurga” ^_^
14 September 2014
Devi Pratiwi
Sudrajat, S.Pd.