Oleh : Devi Pratiwi Sudrajat
Sore itu, aliran darah serasa akan berhenti kegiatan
terus bergulir. Sejak tadi subuh tepat jam 3 pagi aku terbangun untuk shalat
malam setelahnya mengikuti agenda Pesantren kebetulan 3 hari di akhir pekan ini
sedang ada ta'aruf santri ( OSPEK Pesantren ) kegiatannya tidak berat hanya
mendengarkan materi . Namun entahlah sebagai manusia mungkin aku sedang di uji
sedang di ingatkan bahwa diri ini begitu terbatas, kesehatan melemah . Akhirnya
menjelang magrib aku di bawa k suatu Rumah sakit daerah oleh saudara.
Bangsal demi bangsal Instalasi Gawat
Darurat terlewati begitu banyak yang ku lihat, dengan mata setengah sadar
aku sudah ada di atas dipan, dan diperiksa seorang dokter perempuan.
"Apa yang dirasakan neng?" tanya dokter
dengan ramah
"Lemas dan pusing dok, muntaber . tidak bisa
diisi makanan sejak tadi pagi " keluhku
"sebentar diperiksa dulu, takutnya
kekurangan cairan "tambahnya
Darah pun diambil lewat tangan kiri ku untuk
keperluan pemeriksaan lab . Aku hanya bisa terbaring menunggu hasil .
Tiba-tiba datang seorang pasien. Seorang
laki-laki mungkin umurnya tidak jauh dariku berlumur darah disekitar
pelipisnya. Di antar teman-temannya dan kulihat ada wanita yang menangis di
sampingnya. Segera dokter memasang oksigen untuknya.
Terlibat percakapan antara pihak rumah sakit dan
orang-orang yang mengantarnya.
semula aku hanya ingin tertidur, tapi suaranya
terlalu kuat untuk masuk ke gendang telingaku . percakapan yang ku tangkap
bahwa pemuda itu berumur masih 19 tahun, minum-minuman keras dan terjatuh
dari motor beserta kekasihnya.
Menunggu hasil lab itu cukup lama, aku
hanya sendiri di bangsal.