HUJAN ASAM
Oleh : Devi Pratiwi Sudrajat
Mengingat Ilmu Kimia tentu tidak terlepas
dengan zat-zat alam disekitar kita terutama yang bersifat asam dan basa.
Mungkin untuk sebagian orang pernah mempelajari materi ini di SMP dan SMA.
Asam- basa tidak hanya terbatas teori tentu di balik teori banyak terdapat
realita disekililing kehidupan baik dari segi manfaat dan kerugiannya. Berikut
ini Salah satu aplikasi dari asam dalam kehidupan kita .
Hujan asam diartikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang.
Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur oksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmpsfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat
yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam
tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang
terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman. Usaha untuk
mengatasi hal ini saat ini sedang gencar dilaksanakan.( Wikipedia )
Istilah hujan asam
mula-mula diperkenalkan pada tahun 1872, Oleh Robert Augus Smith, seorang ahli kimia
dan klimatologi dari Inggris. Ia menggunakan istilah ini untuk menjelaskan
sifat presipistasi asam di Manchester tepat pada awal Revolusi Industri.
Meskipun pH air murni adalah 7, tetapi hujan secara alamiah bersifat asam lemah
yang disebabkan adanya gas CO2 di atmosfer yang dapat larut dalam
air hujan.
CO2 (g) +
2H2O(l) à H3O+
(aq) + HCO3(aq)
Berdasarkan %
volume gas CO2 di udara, kelarutan dalam air dan harga Ka dari asam
karbonat ini mempunyai pH yang normal sekitar 5,6. Masalah hujan asam cukup
pelik. Hujan salju dan kabut menjadi asam karena aktivitas manusia. Presitipasi
asam ini terjadi diseluruh bagian Amerika, Kanada, Lembah Amazon dan seluruh
Eropa, Rusia sampai ke kutub Utara dan Selatan. Pada Tahun1989, tercatat bahwa
pH air hujan di Amerika bagian Timur mencapai 4,2 sedangkan di California bisa
mencapai pH 1,0.
Bagaimana
terjadinya presitipasi asam ini, ada beberapa kemungkinan :
1.
Asam Sulfit yang terbentuk dari
sulfur dioksida, SO2 terutama dari hasil pembakaran bahan bakar
minyak. Jika bereaksi dengan air menghasilkan asam sulfit H2SO3
2.
Asam Sulfat yang terbentuk dari
sulfur trioksida SO3 terbentuk di atmosfer melalui reaksi ozon, oleh
reaksi fotokimia atau dikatalisa oleh debu
SO2(g)
+ O3(g) à SO3
(g) + O2 (g)
2SO2
(g) + O2 (g) à 2SO3
(g)
Sulfur
trioksida yang terbentuk ini bereaksi dengan air menghasilkan asam sulfat .
3.
Asam nitrat. Oksida-Oksida
nitrogen ( biasanya dinyatakan dengan NO2 terbentuk dari reaksi
antara gas N2 dan O2 ). Gas NO terbentuk dari pembakaran
dibagian dalam mesin kendaraan bermotor dan keluar melalui knalpot. Di udara
terbentuk gas NO2 dengan air membentuk HNO3 dan HNO2
. ( Yunita : 2010 )
Hujan asam berdampak
terhadap lingkungan. Indikasi pengaruh hujan asam ini terlihat pada patung yang
terbuat dari tembaga dan perunggu. Warba hijau pada lantai dan badan tembaga
Jenderal A. Yani di jalan Sumatera Bandung dekat Martadinata. Proses korosi
terjadi pada logam tembaga ketika terkena air hujan yang mengandung sulfat
dengan membentuk tembaga sulfat CuSO4 yang berwarna hijau.
Periode tahun 2005
sampai 2006. Hujan asam telah terjadi di daerah padat transfortasi. Hal ini
tentunya berhubungan dengan pengaruh aktivitas manusia. Berbeda dengan hujan
asam yang sangat kuat dipengaruhi oleh Gunung Tangkuban Perahu. Wilayah tepi
cekungan Bandung dan Kabupaten berlum terkena hujan asam. Hal ini disebabkan
sumber transfortasi masih relatif lebih sedikit dibandingkan penyebaran polutan
di Bandung.
Kota Bandung
termasuk salah satu contoh adanya kandungan asam dengan pH di bawah 5,6. Contoh
daerah kisaran pHnya 5,4-5,6 terjadi pada daerah padat transfortasi dan
perdagangan . Berbeda dengan Ciater yang terletak di dekat gunung berapi,
tetapi bukan daerah padat transfortasi ternyata terkena hujan asam dengan pH
5,2-5,4 .