LET's

Senin, 22 Februari 2016

Senandung Penyejuk Hati

"Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati. Semuanya itu akan diminta pertanggung jawabannya" ( QS 17:36 )



Tak Ada Beban Tanpa Pundak
oleh : Edcoustic

Terasa menyesakkan semua yang tlah terjadi
apa yang ku banggakan kini tinggal cerita
Kau uji aku sekilas aku rasa tak kuasa
namun ku sadari dan aku mengerti, ku serahkan pada-MU.


Takkan aku bertanya mengapa harus terjadi
karna aku yakini tak ada beban tanpa pundak
Kau uji aku karna ku bisa melewatinya
ini yang terbaik bagi hidupku semua hanya ujian.


Biarkan aku Oooh malam
menangis disepanjang Sholatku

karna hanya ALLAH yang bisa
membuat ku tegar menjalani semua ini

biarkan aku Oooh malam
bersimbah Rahmat dan Ampunan-Nya

badai pun pasti berlalu menguji Iman ku
Aku Serahkan pada ILLAHI





Mengemis Kasih
 oleh : Raihan dan The Zikr


Tuhan dulu pernah aku menaruhh simpati
Kepada manusia yang alpa jua buta
Lalu terseretlah aku dilorong gelisah
Luka hati yang berdarah kini jadi kian parah

Semalam sudah sampai kepenghujungnya
Kisah beribu duka ku harap sudah berlalu

Tak ingin lagi kuulangi kembali
Gerak dosa yang mengiris hati

Tuhan dosaku menggunung tinggi
Tapi rahmat-Mu melangit luas
Harga selautan syukurku
Hanyalah setitik nikmat-Mu di bumi

Tuhan walau taubat sering kumungkir
Namun pengampunan-Mu tak pernah bertepi
Bila selangkah kudatang pada-Mu
Seribu langkah Kau datang padaku





Bandung, 22 Februari 2016
Devi Pratiwi S

Semoga Engkau yang selalu memberikan pintu rahmat,  pintu ampunan dan cahaya pada hati yang keras,  pada jiwa-jiwa yang sepi dan penuh alpa ini. 

Rabu, 10 Februari 2016

Cerpen : Surat

Karya : Kurniawan Gunadi

Bahwa menjaga diri adalah hal yang paling sering alfa dari setiap kesempatan.

Beberapa waktu yang lalu , ada sebuah email dari negeri nun jauh disana , seorang sahabat lawas yang tinggal di belahan bumi yang berbeda. Sebuah email padat yang memaksa saya duduk berlama-lama didepan komputer dan membacanya seribu kali.

"Kamu terlalu baik kepada banyak lawan jenismu , kepada banyak perempuan. Membuat mereka terlalu nyaman di dekatmu dan membuat mereka merasa tentram untuk membuka cerita kepadamu.

Aku hanya sekedar mengingatkan, bahwa berhati-hatilah. Kamu menumbuhkan apa yang tidak mereka tanam. Perasaan tentram dan nyaman itu lebih berbahaya dari perasaan cinta. Kau perlu tahu itu teman.

Bahwa aku mengenalmu sejak kecil adalah hal yang membuatku paham padamu. Kau sudah merusak masa depan dirimu dan banyak perempuan , bahwa mereka kemudian memiliki perasaan masa lalu yang bisa saja tumbuh ketika kamu sudah bersanding dengan orang lain.
Kau paham sesuatu ?

Aku katakan sekali lagi , jangan terlalu baik kepada banyak perempuan. Sikapmu itu seperti bom waktu , tinggal menunggu kapan meledaknya , jagalah dirimu lebih baik.

Kau tidak perlu terlalu dekat kepada mereka semua jika sekedar ingin menjadi laki-laki yang baik , bukan begitu ?"

Aku kehabisan kata … . .

Dikutip dari buku : Hujan Matahari