LET's

Senin, 08 Oktober 2012

Antara Kita dan Maut

Oleh : Devi Pratiwi Sudrajat
 

Sore itu, aliran darah serasa akan berhenti kegiatan terus bergulir. Sejak tadi subuh tepat jam 3 pagi aku terbangun untuk shalat malam setelahnya mengikuti agenda Pesantren kebetulan 3 hari di akhir pekan ini sedang ada ta'aruf santri ( OSPEK Pesantren ) kegiatannya tidak berat hanya mendengarkan materi . Namun entahlah sebagai manusia mungkin aku sedang di uji sedang di ingatkan bahwa diri ini begitu terbatas, kesehatan melemah . Akhirnya menjelang magrib aku di bawa k suatu Rumah sakit daerah oleh saudara.

Bangsal demi bangsal Instalasi Gawat Darurat  terlewati begitu banyak yang ku lihat, dengan mata setengah sadar aku sudah ada di atas dipan, dan diperiksa seorang dokter perempuan. 
"Apa yang dirasakan neng?" tanya dokter dengan ramah
"Lemas dan pusing dok, muntaber . tidak bisa diisi makanan sejak tadi pagi " keluhku
"sebentar diperiksa dulu, takutnya kekurangan cairan "tambahnya

Darah pun diambil lewat tangan kiri ku untuk keperluan pemeriksaan lab . Aku hanya bisa terbaring menunggu hasil .

Tiba-tiba datang seorang pasien. Seorang laki-laki mungkin umurnya tidak jauh dariku berlumur darah disekitar pelipisnya. Di antar teman-temannya dan kulihat ada wanita yang menangis di sampingnya. Segera dokter memasang oksigen untuknya.

Terlibat percakapan antara pihak rumah sakit dan orang-orang yang mengantarnya.
semula aku hanya ingin tertidur, tapi suaranya terlalu kuat untuk masuk ke gendang telingaku . percakapan yang ku tangkap bahwa  pemuda itu berumur masih 19 tahun, minum-minuman keras dan terjatuh dari motor beserta kekasihnya. 

 Menunggu hasil lab itu cukup lama, aku hanya sendiri di bangsal.